Kamis 16 May 2013 08:59 WIB
Bencana di Freeport

Evakuasi 25 Pekerja Freeport Indonesia Terhambat

Sejumlah truk milik PT Freeport Indonesia terparkir di Grasberg, Tembagapura, Timika, Papua.
Foto: Antara
Sejumlah truk milik PT Freeport Indonesia terparkir di Grasberg, Tembagapura, Timika, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Tim evakuasi kesulitan menyelamatkan 25 pekerja PT Freeport Indonesia yang masih tertimbun longsor. Penyelamatan terhambat oleh terbatasnya ruang gerak di dalam terowongan. Akibatnya, tim evakusi tidak dapat menggunakan alat berat yang dapat membantu pemindahan reruntuhan.

"Tim penyelamat harus menggunakan peralatan-peralatan ringan dan manual seperti gergaji, kereta dorong, dan penghancur batu," ujar Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Rozik B Soetjipto, di Hotel Sheraton, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (15/5). Hingga kemarin, tim sudah mengevakuasi 14 orang. Empat di antaranya meninggal dunia dan sisanya luka.

Keempat korban jiwa itu adalah Mateus Marandof, Selpianus Edowai, Yapinus Tabuni, dan Aan Nugraha. Sepuluh korban luka dilarikan ke rumah sakit milik perusahaan tersebut di Tembagapura. Satu orang di antaranya diterbangkan ke Jakarta untuk mendapatkan penanganan medis, kemarin. Lima orang lainnya menyusul pada Kamis (16/5).

Rozik mengatakan kejadian ini bermula saat 39 pekerja menghadiri kelas di fasilitas pelatihan bawah tanah Big Gossan di kawasan PT Freeport Indonesia, Timika, Papua, Selasa (14/5) pukul 7.30 WIT. Evakuasi terhadap 14 korban baru berhasil pada Rabu dini hari. Lokasi kejadian, kata Rozik, berada jauh dari area kegiatan pertambangan aktif.

Selain karena terbatasnya ruang di dalam terowongan, evakuasi juga sulit akibat adanya risiko reruntuhan atap susulan. Freeport menerjunkan 200 anggota tim evakuasi untuk menyelamatkan korban. Tim penyelamat juga berasal dari kontraktor, staf geoteknik, dan lembaga pemerintahan terkait. Rozik mengapresiasi dukungan semua pihak.

Dia mengatakan masih terlalu awal untuk mengonfirmasi penyebab insiden yang terjadi mendadak ini tanpa adanya tanda-tanda awal. Freeport terus menginvestigasi dan akan memberitahukan hasilnya. Rozik meminta timnya menginspeksi seluruh struktur bawah tanah untuk memastikan keamanan. Kejadian ini, kata dia, tak berdampak langsung pada kegiatan pertambangan.

Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Agus Rianto mengungkapkan para korban yang berhasil dievakuasi merupakan warga negara Indonesia. Menurut dia, Polda Papua dibantu Polres Sorong masih melakukan penyelidikan awal. Polisi saat ini fokus membantu proses evakuasi korban yang masih tertimbun.

Kapolsek Tembagapura AKP Sudirman mengatakan material batu terus berjatuhan di lokasi evakuasi. "Sangat sulit untuk menemukan para korban," kata dia. Menurut Sudirman, tim harus sangat hati-hati dalam melakukan evakuasi agar tidak membahayakan korban yang masih hidup. Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal melihat langsung proses evakuasi, kemarin.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar memastikan korban meninggal dunia dan luka mendapat santunan asuransi kecelakaan kerja sesuai ketentuan. Menurut dia, saat ini semua pihak fokus melakukan evakuasi dan menyelidiki penyebab kecelakaan kerja.

Dia mengatakan risiko kecelakaan kerja dalam proses produksi sektor pertambangan memang cukup tinggi. Oleh karenanya, kata Muhaimin, perlu ada sosialisasi terhadap perusahaan-perusahaan tambang dan para pekerjanya agar selalu menaati prosedur keselamatan dan kesehatan kerja (K3). n friska yolandha/fenny melissa/c12/c60/antara ed: m ikhsan shiddieqy

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement