Selasa 21 May 2013 01:50 WIB
Konflik Irak

Serangan di Irak Berlanjut

Aksi serangan bom terhadap penganut Syiah di Irak. (ilustrasi)
Foto: ISLAMIC INVITATION TURKEY
Aksi serangan bom terhadap penganut Syiah di Irak. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Irak di ambang kekacauan. Serangan demi serangan berbau konflik sektarian terus berlanjut hingga Senin (20/5). Setidaknya, 20 orang terbunuh dalam rentetan serangan bom mobil di distrik penduduk Syiah di ibu kota Irak, Baghdad. Sementara, pada hari yang sama 11 lainnya tewas dalam serangan di Kota Basra, selatan Irak.

Peristiwa ini menambah daftar aksi teror dalam sepekan terakhir yang telah menewaskan ratusan orang. Anggota polisi dan medis mengatakan, delapan serangan bom mobil menghantam wilayah yang sebagian besar berada di distrik Syiah di Badhgdad. Sedikitnya, 20 orang tewas. 

Di Basra, dua bom mobil meledak di wilayah yang mayoritas dihuni Syiah. Ledakan pertama terjadi di permukiman Hananiya, dekat pasar. Sedangkan, yang kedua terjadi di terminal bus Saad Square. Anggota polisi dan medis menyebut, 11 orang tewas.  Beragam insiden berdarah ini terjadi di tengah ketegangan antara Sunni dan Syiah yang menurut Reuters mencapai level tertinggi sejak pasukan AS ditarik pada Desember 2011.

 

Berdasarkan perhitungan PBB, lebih dari 700 orang tewas pada April dan merupakan angka tertinggi dalam lima tahun terakhir.  Pada Jumat pekan lalu, setidaknya 60 orang tewas akibat ledakan bom di wilayah Sunni di sekitar Baghdad. Serangan itu diikuti insiden berdarah lainnya yang menargetkan permukiman Syiah.

Memanasnya konflik di Irak mengancam kembali ke pertikaian horizontal seperti pada 2006 dan 2007. Ketegangan di Irak juga tak terlepas dari memanasnya konstelasi politik di Baghdad.

 

Kelompok minoritas Sunni yang memiliki peran penting di bawah rezim Saddam Hussein kini kecewa dengan kepemimpinan Pemerintahan Syiah pada era Perdana Menteri Iraq Nuri al-Maliki. Mereka mulai menggelar protes pada Desember lalu.  PM yang menjabat sejak 2006 itu dituduh menjadi duri bagi kelompok Sunni Irak. Dia dituding telah berbuat diskrimintatif terhadap kelompok Sunni.

Ketegangan diduga juga terpengaruh konflik di negara tetangga, Suriah.  Kelompok militan Sunni Irak ikut dalam perang sipil penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad yang mayoritas didukung Alawite Syiah. Sementara, kelompok Syiah di Baghdad mempunyai hubungan emosional dengan Iran dan Suriah.

Secara terpisah, sepuluh personel kepolisian tewas dalam serangan yang dilakukan, Ahad (19/5). Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab. Tapi, ada dugaan serangan ini juga dilakukan kelompok militan Sunni yang ingin mendestabilisasi Pemerintahan Syiah di Baghdad. 

Serangan Ahad lalu dilakukan di dua tempat terpisah. Tujuh anggota polisi terbunuh ketika anggota militan menyerang pos pemeriksaan dan patroli dekat dengan kota di bagian barat Haditha atau sekitar 190 kilometer dari barat daya Baghdad.

“Kita sedang berjaga di pos pemerintah ketika kelompok militan dengan menggunakan banyak kendaraan secara tiba-tiba mengepung kami dan melepaskan tembakan. Tujuh orang rekan saya tewas seketika,” ujar anggota polisi di lokasi kejadian.

Di Kota Rawa, 260 kilometer dari Barat Daya Baghdad, pria bersenjata menyerang pos pemeriksaan kepolisian, anggota dewan provinsi, dan kediaman kepala kepolisian. Sumber di kepolisian menyebut, tiga orang personel polisi tewas.

Kepala Dewan Kota Rawah Qais al-Rawi mengatakan, serangan tersebut tidak tunggal.  Aksi bersenjata itu memiliki keterkaitan dengan rentetan peristiwa yang terjadi di pinggiran ibu kota, beberapa hari kemarin.

Rawa merupakan kota di Provinsi Anbar. Sehari sebelumnya, di provinsi yang merupakan jantung wilayah Sunni ini kelompok bersenjata melakukan aksi penyerangan dan menculik 10 anggota polisi. Mereka juga menewaskan empat anggota gerilyawan Sunni yang propemerintah Syiah dekat Kota Falujah. n bambang noroyono/ap/reuters ed: teguh firmansyah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement