REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Partai Demokrat memutuskan konvensi calon presiden dengan sistem semi terbuka. Akhirnya, Majelis Tinggi Partai Demokrat menentukan calon yang akan diusung partai tersebut pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
“Majelis tinggi membuat tim penjaringan. Tidak ada pembukaan pendaftaran,” kata Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bhatoegana di Kompleks Parlemen Senayan, kemarin (21/5). Sutan menyatakan, tim penjaringan yang mulai bekerja bulan depan akan memilah figur-figur potensial.
Kandidat potensial yang diperkirakan berjumlah tujuh sampai delapan orang tersebut kemudian diminta melakukan sosialisasi pada akhir 2013 nanti. Selepas sosialisasi, tiga lembaga survei akan mengukur elektabilitas.
Hasil survei kemudian digunakan untuk menentukan kandidat yang lolos ke babak selanjutnya. Jumlah yang lolos sekira empat sampai lima orang.
Pada awal 2014, para kandidat yang lolos akan kembali disurvei. Kesimpulan peringkat elektabilitas itu kemudian diserahkan kepada Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Meski suara dari responden yang disurvei dan kader diperhitungkan, hal tersebut belum tentu menjadi penentu siapa calon yang diajukan Demokrat. Pasalnya, Majelis Tinggi yang terdiri atas elite-elite partai penguasa tersebut akan menentukan siapa yang dijagokan. “Capres yang mewakili kemauan publik akan kami dorong maju,” kata Sutan.
Selain itu, kandidat yang tertarik mengikuti konvensi juga tak bisa begitu saja mendaftar. Alih-alih, tim dari Partai Demokrat menentukan siapa saja yang layak mengikuti konvensi.
Menurut Sutan, Demokrat sudah mengundang sejumlah kandidat untuk ikut serta dalam konvensi. Di antaranya, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua DPD RI Irman Gusman, Menteri Perdagangan Gita Wiryawan, mantan ketua MK Mahfud MD, dan KSAD Pramono Edhie Wibowo.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Hermanto menjelaskan, sistem konvensi yang akan diterapkan partainya hampir sama dengan konvensi yang diterapkan di Amerika Serikat. Bedanya, seleksi calon yang dilakukan Demokrat bersifat semiterbuka dengan melibatkan pengambilan keputusan internal. “Siapa saja boleh masuk, selama memiliki visi yang sama dengan Partai Demokrat,” kata dia.
Pengamat politik Universitas Gadjah Mada Ary Dwipayana mengkritik sistem konvensi semiterbuka yang diterapkan Partai Demokrat. Menurut Ary, sistem semiterbuka menitikberatkan keterlibatan elite dalam proses seleksi. “Sistem ini seperti sistem seleksi elite,” ujarnya.
Ary pesimistis konvensi capres Partai Demokrat mampu melahirkan calon pemimpin alternatif. Pasalnya, proses seleksi cenderung mencari pemimpin yang memenuhi kriteria Demokrat.
Figur-figur potensial yang tidak memenuhi kriteria Demokrat hampir dipastikan tidak akan bisa lolos dalam seleksi. “Bisa dibilang ini konvensi setengah hati. Konvensi-konvesian,” ujar Ary.
Akhirnya, kriteria capres Partai Demokrat akan merujuk pada kriteria yang ditetapkan Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ary mengatakan, SBY akan memilah orang yang memiliki kedekatan emosional dan politik dengannya.
Dengan kata lain, konvensi hanya semacam alat bagi SBY untuk mendapat legitimasi publik atas capres yang dia kehendaki. “SBY tetap menjadi penentu dalam proses pencapresan,” katanya.
Dari sejumlah nama calon peserta konvensi Demokrat, Ary mengatakan bahwa nama Gita Wirjawan dan Pramono Edhie berpeluang besar menang. Selama ini, kedua tokoh itu dikenal dekat dan tidak pernah memiliki konflik politik dengan SBY. Sedangkan, Marzuki Alie, kata Ary, cukup berat bisa lolos seleksi. “Dalam posisi tertentu loyalitas Marzuki cenderung dipertanyakan,” ujarnya.
Marzuki Alie yang juga anggota Majelis Tinggi mengatakan, mekanisme semiterbuka untuk memperketat kriteria kandidat capres. “Yang memenuhi kualifikasi yang akan ditentukan kemudian (jadi capres),” katanya, kemarin.
Marzuki membantah mekanisme semiterbuka bertujuan mengebiri figur alternatif. Menurutnya, mekanisme ini dipilih agar mereka yang maju sebagai peserta konvensi benar-benar figur pilihan yang berkualitas. “Kalau terbuka, Eyang Subur mendaftar. Ini bukan diskriminasi,” ujarnya.
Konvensi Partai Demokrat diharapkan bisa menjadi jalan mencari pemimpin harapan rakyat. Dalam konteks itu Marzuki menilai wajar bila syarat bagi peserta konvensi diperketat. “Kita mencari pemimpin, mereka yang dipilih rakyat, itulah pemimpin yg harus kita terima,” katanya.
Sampai saat ini, Marzuki mengaku Demokrat masih menyusun kriteria kandidat peserta konvensi. Kriteria kandidat akan diumumkan langsung oleh SBY. “Tunggu resmi di-launch oleh SBY,” ujarnya. n m akbar wijaya ed: fitriyan zamzami
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.