REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan komponen otomotif di Taiwan ingin tertarik terhadap industri komponen otomotif nasional. Mereka pun berharap dapat melakukan kerja sama guna memperkuat penetrasi pasar produk industri komponen otomotif.
Project Manager International Affairs Department Taiwan Electrical and Electronic Manufacturers' Association Julie Lin mengatakan, industri komponen otomotif Taiwan sudah terkenal dengan kualitas dan keandalan produknya. Namun, Taiwan juga mengetahui bahwa perekonomian Indonesia sedang tumbuh sangat baik.
Indonesia pun memiliki peluang bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan komponen otomotif Taiwan pada masa mendatang. “Saya berharap kami dapat bekerja sama dan ada gabungan industri komponen otomotif Indonesia-Taiwan,” ujar Lin seusai mengisi seminar komponen otomotif di Jakarta, Kamis (23/5).
Menurut Lin, jenis kerja sama antara perusahaan komponen otomotif Taiwan dan pelaku usaha industri komponen otomotif Indonesia dapat dijalin secara bertahap dan berbeda-beda. “Nantinya, kami ingin membuat pabrik komponen otomotif, misalnya suku cadang, di Indonesia.” Selain itu, Lin melanjutkan, Taiwan juga ingin bekerja sama dengan para pedagang. Taiwan menginginkan ada koperasi antara perusahaan komponen otomotif Taiwan dan perusahaan sejenis di Tanah Air.
Ketua Koperasi Industri Komponen Otomotif (Kiko) Indonesia M Kosasih menerangkan, pertumbuhan industri komponen otomotif di Indonesia, termasuk suku cadang, peralatan, dan aksesori otomotif, terus menunjukkan perkembangan yang positif.
Saat ini, kata Kosasih, sekitar 60 persen industri dari 4.700 berbagai macam bidang industri yang ada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) bergerak di industri komponen otomotif. “Khususnya yang ada di Bekasi, Jawa Barat, memang banyak industri komponen otomotif di sana,” katanya.
Secara nasional, industri komponen otomotif menguasai 0,08 persen dari seluruh industri yang ada. Kosasih menyebutkan, omzet penjualan industri komponen otomotif menembus angka Rp 30 triliun. Untuk tahun ini, Kiko menargetkan omzet penjualan sektor industri komponen otomotif dapat bertambah 10 sampai 30 persen dibandingkan tahun lalu.
Dia berjanji, Kiko akan terus mengupayakan peningkatan kualitas industri komponen otomotif. Untuk itu, dia mengapresiasi upaya pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian (Kemenperin), yang mendorong pertumbuhan industri komponen otomotif dengan memberi fasilitas bea masuk nol persen untuk bahan baku impor.
Pameran
Sementara itu, pameran “IndoAutomotive 2013” yang menyuguhkan beragam produk komponen otomotif, seperti suku cadang, peralatan, dan aksesori, kembali digelar selama tiga hari, yaitu 23-25 Mei 2013, di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta Pusat.
Penyelenggara IndoAutomotive 2013 yang juga Direktur PT Wahana Kemalaniaga Makmur (Wakeni) Rini Sumardi mengatakan, pameran itu memang rutin diadakan sejak enam tahun terakhir. Selama enam kali penyelenggaraan pameran, kata Rini, jumlah peserta selalu meningkat. Begitu pun dengan jumlah pengunjung dan nilai transaksi. “Pameran ini memang diselenggarakan untuk mengangkat produk komponen otomotif buatan Indonesia,” ujarnya kepada Republika di Jakarta, Kamis (23/5).
Dia menjelaskan, penyelenggara pameran adalah PT Wakeni yang ditunjuk langsung oleh departemen Taiwan yang ditunjuk oleh Pemerintah Taiwan. Dia menambahkan, Indo Automotive 2013 didukung pula oleh Kementerian Perindustrian Indonesia, Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor, sentra otomotif Indonesia, Kaigo, Asosiasi Bengkel Kendaraan Bermotor Indonesia (Asberindo), Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, serta Kiko Indonesia.
Menurut Rini, pameran tersebut menjadi salah satu pameran suku cadang otomotif yang paling bergengsi di Indonesia dan menjadi landasan untuk industri otomotif regional. Adapun peserta yang berpartisipasi dalam pameran kali ini lebih dari 250 perusahaan, baik skala nasional maupun regional. n rr laeny sulistyawati ed: eh ismail
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.