Senin 27 May 2013 08:42 WIB
Islamopobhia

Sentimen Anti-Islam Meningkat

Liga Pertahanan Inggris EDL
Liga Pertahanan Inggris EDL

REPUBLIKA.CO.ID,  LONDON - Kelompok ekstrem kanan Inggris telah memanfaatkan isu pembunuhan tentara Inggris, Rabu (22/5), untuk mengampanyekan sikap anti-Islam. Aljazirah melaporkan pendukung Liga Pertahanan Inggris (EDL) menggelar protes di jalanan Kota Newcastle untuk memprotes apa yang mereka nilai sebagi Islamisasi di London. “Ini tidak akan menjadi aksi demonstrasi terakhir kelompok sayap kanan,” ujarnya koresponden Aljazirah di London Peter Sharp.

Tidak hanya EDL, rencananya kelompok sayap kanan lainnya, Partai Nasional Inggris akan menggelar unjuk rasa pada 1 Juni mendatang dekat lokasi pembunuhan di Woolwich, London. Seorang tentara Inggris uang diketahui bernama Drummer Lee Rigby (25 tahun) terbunuh di jalanan tenggara Kota London, dekat barak militer Woolwich setelah dianiaya oleh dua pelaku. Kedua penyerang menggunakan pisau dapur dan pemotong daging untuk menganiaya korban. Mereka mengklaim tindakannya sebagai aksi balas dendam atas keterlibatan tentara Inggris dalam perang di negara-negara Muslim di Timur Tengah.

Pengakuan tersangka terekam jelas dari video amatir yang merekam insiden tragis ini. Kedua pelaku diketahui bernama Michael Adebolajo (28 tahun) dan Michael Adebowale (22 tahun), warga Inggris keturunan Nigeria.

Insiden penyerangan tentara di Inggris telah meningkatkan sentimen anti-Muslim di London. Kelompok Faith Matters yang mengampanyekan perlawanan terhadap ekstremisme mengaku telah menerima setidaknya 150 laporan kejahatan kebencian anti-Muslim sejak pembunuhan, Rabu (22/5). Angka ini melonjak lebih dari 10 kali dari rata-rata biasanya. “Beberapa di antaranya menjadi sangat agresif terhadap institusi atau tempat Muslim beribadah,” ujarnya.

Dewan Muslim Inggris sejak awal mengecam tindakan pelaku karena dianggap tidak merepresentasikan Islam. Syeikh Syam Adduha, pendiri Kampus Ibrahim yang mengajarkan Islam di London, meminta semua pihak untuk tenang. “Dalam Islam, tidak ada tempat untuk pelaku seperti ini. Kami meminta semua tenang. Kami telah berbicara kepada komunitas Muslim untuk meyakinkan bahwa ketakukan mereka akan segera reda.”

Kelompok sayap kanan di Eropa, termasuk di Inggris, telah lama menyerukan semangat antiimigran. Mereka juga tidak suka masuknya Islam di Eropa yang dibawa oleh kalangan imigran. Polisi masih terus menyelidiki kasus pembunuhan tentara ini. Jumlah tersangka kemungkinan dapat bertambah. Berdasarkan keterangan polisi, tiga orang ditahan Sabtu (25/4) terkait pembunuhan itu. “Ketiganya dicurigai terlibat konspirasi pembunuhan Rigby,” kata Polisi Metropolitan.

Polisi tidak menjelaskan detail bagaimana mereka merencanakan pembunuhan dan tidak juga memublikasikan identitas ketiga tersangka. Polisi hanya mengatakan, ketiganya masing-masing berusia 21, 24, dan 28 tahun. Setidaknya, delapan orang telah ditangkap terkait pembunuhan Rigby yang sebelumnya bertugas di Afghanistan. Belum ada satu pun yang dituntut.

Militer Inggris terlibat dalam pertempuran di Irak dan Afghanistan. Polisi Anti-Teroris Inggris juga menahan seorang pria yang mengaku teman salah seorang tersangka pembunuhan di Woolwich. Pria itu baru saja diwawancarai BBC sebelum ditangkap polisi. Pria yang diketahui bernama Abu Nusaybah menceritakan bagaimana temannya, Adebolajo, didekati oleh Agen Intelijen Inggris, M15.

Juru Bicara Kejaksaan Skotlandia mengatakan, penahanan Abu Nusaybah tidak berkaitan dengan investigasi kasus di Woolwich. Dalam wawancara dengan BBC, Nusaybah mengatakan, M15 pernah mendekati Adebolajo tahun lalu dan mengajaknya bergabung. Adebolajo menolak tawaran itu. Abu Nusaybah mengatakan, kontak dari M15 bermula tahun lalu ketika Adebolajo kembali dari kunjungannya di Kenya.

Di Kenya, Adebolajo sempat ditahan pihak kemanan dan mendapatkan kekerasan fisik. Pihak Anti-Terosisme di Kenya mengatakan, Adebolajo pernah ke Kenya pada November 2010 dan ditahan di kota pesisir Lamu karena mencoba menyeberang secara ilegal ke Somalia. n ap/reuters ed: teguh firmansyah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement