Jumat 31 May 2013 08:20 WIB
Teror di Amerika Latin

Iran Dituduh Dalangi Teror di Amerika Latin

Mahmoud Ahmadinejad bertemu dengan presiden Kuba, Raul Castro dalam lawatan ke Amerika Latin
Foto: AP
Mahmoud Ahmadinejad bertemu dengan presiden Kuba, Raul Castro dalam lawatan ke Amerika Latin

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Sebuah tuduhan serius dialamatkan kepada Iran. Seorang jaksa di Argentina, Alberto Nisman, menuding negara para mullah itu mendalangi aksi-aksi terorisme di Amerika Latin.

Dalam beraksi, Iran memanfaatkan jaringan mata-matanya yang tersebar di banyak negara di kawasan itu. Tuduhan itu tercantum dalam berkas penyelidikan insiden pengeboman di pusat Yahudi AMIA (Asosiasi Antar-Argentina-Israel) pada 1994 yang menewaskan 85 orang dan mencederai 300 orang lainnya. Nisman memang sedang menyelidiki kasus ini.

Selama ini, pemerintah Argentina menuduh Iran berada di balik serangan tersebut. Sebaliknya, Iran senantiasa membantah keterlibatannya dalam peristiwa itu. Namun, dalam surat dakwaan yang diserahkan kepada hakim federal di Buenos Aires, Rabu (29/05), Nisman mengulangi tuduhannya bahwa Iran mensponsori pengeboman itu.

"Saya secara hukum menuduh Iran menyusup ke beberapa negara Amerika Latin untuk membangun stasiun intelijen yang dimaksudkan untuk melakukan, mendorong, dan mensponsori serangan teror seperti yang terjadi terhadap AMIA," ujar Nisman, seperti dikutip BBC.

Ia mengatakan, Iran membangun jaringan intelijen di sejumlah negara Amerika Latin yang menjadi target seperti Brasil, Paraguay, Uruguay, Cile, Kolombia, Guyana, Trinidad dan Tobago, dan Suriname. Pada kasus AMIA, Nisman menyebut Mohsen Rabbani, mantan atase kebudayaan Iran di Buenos Aires, sebagai salah satu tersangka.

Dialah yang mengoordinasikan operasi penyusupan di Argentina dan beberapa negara Amerika Latin lain, termasuk Guyana. Dalam dokumen setebal 500 halaman yang diserahkan Nisman, disebutkan pula delapan tersangka lain, di antaranya mantan presiden Akbar Hashemi Rafsanjani, mantan menteri inteljen Ali Fallahian, mantan menteri luar negeri Ali Akbar Velayati, mantan duta besar untuk Argentina Hadi Soleimanpour, diplomat Iran Ahmad Reza Asghari, Menteri Pertahanan Iran Ahmad Vahidi, dan Mohsen Rezaie, mantan kepala Pengawal Garda Revolusi yang mencalonkan diri sebagai presiden Iran.

"Anda tak dapat membayangkan. Mereka diam karena tidak menerima perintah untuk menyerang," ujar Nisman. Kejaksaan Argentina selama bertahun-tahun telah mengajukan surat ekstradisi bagi Rabbani dan tersangka lainnya. Kejaksaan berharap para pelaku diadili di Argentina.

Parlemen Argentina juga telah menyetujui kesepakatan dengan pemerintah Iran untuk mendirikan komisi kebenaran internasional untuk menyelidiki kasus AMIA. Pemerintah Argentina berharap komisi ini bisa melanjutkan kembali penyelidikan kasus pengeboman itu.

Komisi ini juga dapat memfasilitasi kejaksaan Argentina untuk mengambil kesaksian para pelaku di Teheran. Namun, tokoh-tokoh Yahudi di Argentina mengkritik komisi ini. Mereka khawatir pembentukan komisi itu akan menghalangi penyelidikan.Sedangkan, komunitas Yahudi di Amerika Serikat (AS) menyambut baik dakwaan Nisman.

Bahkan, beberapa tokoh Yahudi AS seperti Rabbi Abraham Cooper mendesak Argentina untuk memutus hubungan persahabatan dan kerja sama dengan Iran.Sejauh ini, pemerintah Argentina maupun Iran belum merespons dakwaan Nisman. Yang pasti, Presiden Argentina Cristina Fernandez memiliki hubungan erat dengan sahabat-sahabat Iran seperti Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan Presiden Ekuador Rafael Correa. n ichsan emrald alamsyah ed: wachidah handasah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement