Senin 03 Jun 2013 08:20 WIB
Kinerja PNM

Pemerintah Puji Performa PNM

Hatta Rajasa
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah memuji performa perusahaan pembiayaan mikro milik pemerintah, PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menilai, kinerja PNM sangat luar biasa karena mampu menyalurkan pembiayaan hingga lebih dari Rp 8 triliun selama empat tahun terakhir. “Padahal, permodalan yang diberikan baru Rp 300 miliar dari yang dianggarkan Rp 1,2 triliun,” kata Hatta saat menghadiri perayaan ulang tahun ke-14 PNM di Jakarta, Sabtu (1/6).

Hatta melanjutkan, nasabah-nasabah yang dibiayai PNM telah mampu meningkatkan jumlah pegawai hingga 76 persen, termasuk juga peningkatan omzet dan aset. Karena itulah, Hatta menyetujui apabila PNM diberikan dukungan dengan tambahan permodalan dari pemerintah.

Apalagi, telah terbukti bahwa modal yang diberikan kepada PNM sangat produktif dengan membiayai nasabah, terutama sektor mikro dan kecil. “Kalau modal PNM terbatas, pembiayaan pun akan terbatas,” katanya.

Apabila sisa permodalan Rp 900 miliar diberikan kepada PNM, Hatta meyakini, kemampuan pembiayaan PNM dapat meningkat hingga Rp 24 triliun. Dengan peningkatan pembiayaan seperti itu, PNM dapat membantu pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan, pengangguran, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Anggota Komisi XI DPR Harry Azhar Azis menyatakan, dewan siap melakukan pembahasan terkait penambahan modal PNM. Menurutnya, pemerintah bisa mengajukannya kepada DPR melalui RAPBN Perubahan 2013.

Menurut Harry, penambahan modal PNM tergantung pemerintah. Dia juga sudah menyarankan kepada Menko Perekonomian agar mengusulkan penambahan modal PNM kepada Menteri Keuangan dan Menteri BUMN dalam APBN Perubahan (APBN-P) 2013. “Tapi, Pak Hatta bilang akan bicara langsung ke presiden dan saya kira akan diusulkan nanti di APBN-P 2013,” ujar Harry.

Harry melanjutkan, DPR meminta PNM agar dapat menyalurkan pembiayaan dengan memotong regulasi-regulasi yang selama ini diberlakukan perbankan kepada nasabah. PNM bisa menerobos prinsip-prinsip agunan dan lain-lain yang selama ini diberlakukan bank. PNM juga harus memberikan pelatihan-pelatihan kepada nasabah atau calon nasabahnya.

Direktur Utama PNM Parman Nataatmadja menyatakan, pihaknya akan menunggu pemerintah terkait penambahan modal perseroan. Parman optimistis PNM dapat mencapai jumlah serapan tenaga kerja UKM binaan sekitar 1,1 juta orang tahun ini. “Optimisme ini didukung meningkatnya penyaluran pembiayaan mikro dan penambahan kantor Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM),” kata Parman.

Secara kumulatif sejak 2008 hingga saat ini, kata Parman, PNM telah menyalurkan pembiayaan kepada sekitar 141.260 pelaku UKM yang mempekerjakan sekitar 381 ribu orang. Penyaluran pembiayaan didukung perluasan jaringan kantor layanan sejumlah 704 kantor yang menjangkau 2.759 kecamatan di 27 provinsi seluruh Indonesia.

Menurut Parman, dukungan permodalan PNM telah memberikan manfaat ekonomi bagi pelaku UMKM, antara lain, berupa penarikan omzet rata-rata sekitar 38 persen, pertumbuhan laba usaha sekitar 46 persen, serta penambahan aset debitur berkisar 37 persen.

Dalam melakukan bisnis pembiayaan mikro, PNM melalui Divisi Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) juga memberikan dukungan jasa manajemen berupa pelatihan dan pendampingan usaha kepada para pelaku UMKM.Program tersebut dilakukan secara reguler maupun klasterisasi terhadap pelaku usaha mikro dengan produk sejenis di satu daerah.

“Melalui program ini kita mendorong terciptanya kewirausahaan dan sektor industri mikro yang memiliki daya saing ke depannya,” kata Parman.Dengan strategi pemberdayaan sektor UMKM tersebut, Parman melanjutkan, jumlah tenaga kerja UMKM meningkat rata-rata sekitar 76 persen setelah satu tahun dibiayai PNM.

Dengan kata lain, pembiayaan PNM melalui ULaMM memberikan kontribusi signifikan dalam pertumbuhan kesempatan kerja.Pada Januari hingga Maret 2013, pembiayaan PNM secara outstanding sebesar Rp 2,97 triliun atau naik 7,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,77 triliun.n antara ed: eh ismail

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement