REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Isu monopoli usaha yang akan dilakukan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) membuat aktivitas di sejumlah pelabuhan terganggu. Kegiatan bongkar muat barang sempat terhenti lantaran para buruh melakukan aksi mogok kerja, Senin (3/6).
Para buruh yang bekerja di sektor angkutan khusus pelabuhan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, memutuskan setop operasi atau mogok kerja sampai mendapatkan penjelasan mengenai isu monopoli dari Pelindo II.
Hal yang sama juga terjadi di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Ratusan awak angkutan pelabuhan mogok kerja sebagai bentuk protes terhadap PT Pelindo III. Para buruh yang melakukan aksinya di Dermaga Pelabuhan Dalam tersebut menjajar puluhan truk serta alat berat yang biasa beroperasi melayani bongkar muat barang.
“PT Pelindo III tidak taat aturan karena mengoperasikan usaha bongkar muatnya sendiri tanpa ijin,” kata Ketua Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia Cabang Pelabuhan Tanjung Emas, Romulo Simangunsong, di Semarang, Senin (3/6).
Menurut Romulo, seluruh perusahaan bongkar muat yang ada di Jawa Tengah sudah memiliki izin, kecuali Pelindo III. Padahal, Pelabuhan Tanjung Emas terbuka untuk siapa saja. “Jadi, kalau memang mau membentuk usaha bongkar muat, Pelindo tetap harus memiliki izin,” tambahnya.
Hal senada dikatakan Ketua Umum Asosiasi Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) Gemilang Tarigan terkait mogok kerja di Pelabuhan Tanjung Priok. Angsuspel menginginkan agar PT Pelindo II yang mengelola Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, menaati Undang-Undang BUMN.
Menurut dia, Pelindo II terindikasi akan membentuk sekitar 20 anak perusahaan yang berpotensi melahirkan persaingan tidak sehat dengan berbagai perusahaan swasta yang selama ini ada. “Pelindo harus mengingat kembali isi undang-undang yang menegaskan bahwa BUMN seharusnya membantu perusahaan kecil dan koperasi, bukannya mematikannya,” kata Gemilang.
Direktur Utama Indonesia Port Corporation (IPC)/Pelindo II RJ Lino menyesalkan aksi mogok pekerja. Dia membantah tudingan bahwa anak usahanya mematikan usaha pelabuhan lainnya. Pembentukan anak perusahaan dimaksudkan untuk memperkuat dan memperbaiki layanan IPC sebagai operator terminal.
Lino mencontohkan PT Jasa Armada Indonesia yang banyak dikatakan bergerak di bidang truk. Sebenarnya, perusahaan itu adalah perusahaan yang menyediakan jasa layanan kapal tunda dan pandu. Dua jasa layanan tersebut sejak lama menjadi tanggung jawab IPC sebagai operator terminal yang kini statusnya ditingkatkan dari sekedar divisi menjadi anak perusahaan. “Semata agar lebih efisien,” ujar RJ Lino.
Terkait dengan jasa layanan kepelabuhan, RJ Lino menjelaskan, IPC bersama dengan otoritas pelabuhan pun sudah beberapa kali duduk bersama dan menyamakan pikiran dengan para asosiasi. Antara lain dengan Indonesian National Shipowners' Association (INSA), Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI), Gabungan Forwarder dan Ekspedisi Indonesia (GAFEKSI), Organisasi Gabungan Angkatan Darat (Organda), serta beberapa perusahaan pelayaran.
RJ Lino mengaku telah mengklarifikasi secara resmi terkait pembentukan PT Jasa Armada Indonesia melalui surat tertulis kepada Ketua Angsuspel DKI Jakarta pada 27 Mei 3013 lalu. “IPC sebagai sebuah BUMN terus berkomitmen untuk mengakselerasi perekonomian nasional melalui efisiensi dan penurunan biaya logistik,” tuturnya.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengakui, pemicu pemogokan buruh Angsuspel adalah merebaknya isu pembelian 2.000 truk oleh anak perusahaan PT Pelindo. Ssebenarnya, kata Dahlan, rumor itu sudah dibantah dan diklarifikasi. Namun, pemogokan tetap terjadi dan telanjur sangat mengganggu lalu lintas barang. “Meski bongkar muat tidak terganggu, tapi kegiatan lalu lintas barang menurun 60 persen,” kata Dahlan.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Bobby R Mamahit menyatakan aksi mogok tidak sampai melumpuhkan pelabuhan secara total. Aksi mogok hanya berakibat pada pengurangan angkutan truk trailer yang akan mengambil dan membawa peti kemas di terminal penumpukan yang ada di pelabuhan peti kemas Tanjung Priok. n rr laeny sulistyawati/aldian wahyu ramadhan/antara ed: eh ismail
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.