REPUBLIKA.CO.ID, Mayat yang hidup kembali dengan wajah pucat dan berdarah merupakan gambaran yang lekat dengan zombie. Meski terlihat menyeramkan, ternyata banyak juga orang yang terkesan dengan salah satu spesies hantu ini.
Bahkan, saking terkesannya dengan zombie, banyak di antara para penyuka zombie yang meniru dandanan ala mayat hidup ini. Tak hanya terjadi di Hollywood yang sukses menelurkan banyak cerita zombie, Indonesia pun memiliki kesukaan yang sama.
Kadang, para zombie ini bahkan tampil menyapa masyarakat di tempat umum. Tapi, mereka bukanlah zombie layaknya di film bergenre horor. Melainkan, sekumpulan orang yang tergabung dalam komunitas pencinta zombie yang menamakan dirinya Indonesia Zombie Club (IZoC).
IZoC merupakan komunitas independen yang ditujukan bagi orang-orang yang memiliki ketertarikan pada karakter dan figur zombie. IZoC merupakan suatu wadah komunitas zombie terbesar di Indonesia dengan lebih dari 5.700 anggota tersebar di seluruh Indonesia.
Mulai dari Jawa, Sumatra, kalimantan, Bali, hingga Lombok. “Klub ini hadir karena adanya kebutuhan teman-teman pencinta zombie,” ujar juru bicara IZoC, Eric Kairupan. Menurut Eric, komunitas ini berawal dari forum diskusi online pada Juli 2008. Awalnya, ngobrol-ngobrol yang dilakukan hanya untuk membahas mengenai film zombie, make-up, special effect, tips dan trik, games, serta semua hal yang berhubungan dengan zombie.
Ternyata, forum itu semakin besar dan terus menambah jumlah anggota dengan beragam latar belakang profesi. Ada film maker, blogger, script writter, karyawan, hingga mahasiswa.
Melihat antusias yang ada, akhirnya forum online tersebut pun diwujudkan secara offline dengan membuat komunitas pencinta zombie. Komunitas yang akhirnya dinamakan IZoC ini resmi berdiri pada 26 Desember 2009.
Kegiatan IZoC
Selama ini, IZoC selalu membebaskan para anggotanya berkreasi. Mereka bisa mengeksplorasi kesukaannya pada zombie di berbagai bidang, seperti make-up artist zombie, cosplayer, penulis novel, pembuat film, mendesain props dan kostum, atau teater. Bagi anggota yang ingin mengasah kemampuannya dibidang make-up, IZoC juga menyediakan alat-alat dan bahan make-up secara gratis. Sehingga, para anggota dapat mengeksplorasi keahliannya sebagai make-up zombie.
Namun, tak jarang banyak anggota yang juga ikut membeli alat make-up sendiri. Karena, semakin mahal alat dan bahannya, hasil riasan zombie akan semakin bagus. “Alat make-up zombie yang paling murah seharga Rp 35 ribu. Sedang, yang termahal bisa mencapai Rp 1-2 juta, tergantung mereknya,” kata Eric.
Event
Sebagai komunitas besar dan mempunyai banyak anggota, IZoC tak pernah sepi kegiatan. Saat ini, dalam waktu sebulan, IZoC bisa turut tampil di berbagai event di Jakarta. Belum lama ini, IZoC terpilih sebagai official partner FOX Indonesian untuk event mengampanyekan serial televisi Walking Dead yang telah memasuki musim ketiga. “Kami pernah membuat Zombie Walk pada Januari 2013 yang diikuti oleh 175 zombie. Kegiatan ini kami klaim sebagai the Biggest Zombie Walk in Asia, saat itu,” ungkap Eric.
Tak hanya di Jakarta, IZoC regional Bandung juga telah membuat film indie durasi 75 menit berjudul Runaway. Ke depannya, IZoC Bandung juga berencana membuat film zombie lainnya yang tidak kalah dengan film Hollywood.
Selain membuat film zombie, kata Eric, IZoC juga ingin membuat sekolah spesial make-up horor. “Harapannya, sekolah dapat memberikan kontribusi berharga bagi insan perfilman Indonesia,” ungkap Eric.
Mau gabung?
Berkembangnya komunitas Indonesia Zombie Club (IZoC) tak lepas dari besarnya antusias masyarakat pada makhluk bernama zombie. Kalau ingin bergabung dengan komunitas ini, cukup ikuti IZoC di sosial media, seperti @KompiZombie atau grup Facebook, Indonesia Zombie Club – IZoC. Pendaftaran juga bisa dilakukan di www.izoc.org.
Zombie
Sebelum sering diangkat ke layar kaca, zombie sebenarnya adalah sebutan untuk mayat hidup dalam sistem kepercayaan Voodoo. Zombie dikenal pertama kali di tengah masyarakat Kreol dan Afrika-Karibia.
Dalam kebudayaan modern, buku yang pertama kali mengupas konsep zombi adalah the Magic Island karya WB Seabrook yang terbit pada 1929. Sebelum 1950-an, zombie biasanya digambarkan sebagai mayat tidak berotak yang dikendalikan majikan seperti boneka.
Penggambaran ini berubah pada 1954 dengan terbitnya buku I Am Legend karya Richard Matheson. Buku ini menceritakan kota Los Angeles yang diserbu makhluk penghisap darah akibat pandemi infeksi bakteri. n aghia khumaesi ed: setyanavidita livikacansera
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.