Senin 10 Jun 2013 08:55 WIB
Serangan Siber

Obama Tekan Xi Jinping Soal Serangan Siber

Barack Obama dan Xi Jinping
Foto: REUTERS
Barack Obama dan Xi Jinping

REPUBLIKA.CO.ID, PLAM SPRING -- Pertemuan dua pemimpin negara berpengaruh dunia, yakni Presiden AS Barack Obama dan Presiden Cina Xi Jinping di Sunnyland, Kalifornia, AS, berakhir pada Sabtu (8/6). Obama menggunakan kesempatan ini untuk mengingatkan kepada Xi Jinping tentang aksi peretasan oleh Cina yang dapat memperburuk hubungan kedua negara.

Presiden Afro Amerika pertama ini berharap, Xi Jinping dapat bersikap tegas menyikapi tindakan ilegal tersebut. “Jika ini tidak ditangani, bila ini terus berlanjut melakukan pencurian terhadap properti milik AS, hal itu akan mempersulit hubungan ekonomi dan menghambat hubungan kedua negara yang sangat potensial,” kata penasihat keamanan nasional AS, Tom Donilon, mengutip pernyataan Obama kepada Xi Jinping.

Dalam laporan yang dikeluarkan Washington Post sebelumnya, peretas Cina diduga telah mengakses 40 program persenjataan milik AS, termasuk sistem pesawat tempur dan helikopter. Peretas Cina juga diduga telah mengakses desain interior markas intelijen Australia. Obama mendapat tekanan dari kalangan dalam negeri AS agar bisa menyelesaikan kasus ini.

Penasihat senior Presiden Cina Yang Jiechi mengatakan, Beijing menginginkan kerja sama, bukan friksi dengan Amerika terkait kemanan siber. Sebelumnya, dalam konferensi pers bersama, Xi Jinping menegaskan, Cina juga menjadi korban serangan siber. Dia juga ingin Amerika Serikat dan Cina bekerja sama mencari solusi masalah itu. “Keamanan siber tak seharusnya menyebabkan kecurigaan dan friksi hubungan Cina dan Amerika. Ini seharusnya menjadi titik awal kerja sama,” kata Yang.

Pertemuan Obama dengan Xi Jinping berlangsung dua hari sejak Jumat (7/6). Pada Jumat mereka menghabiskan waktu selama enam jam. Sementara, pada Sabtu pagi keduanya kembali berdiskusi sekitar tiga jam.

Dalam satu sesi jalan bersama pada pagi hari di sebuah taman perkebunan seluas 200 hektare, keduanya sempat berhenti di kursi yang terbuat dari kayu merah Kalifornia. Kursi itu dipersembahkan khusus buat Xi.

Selain masalah serangan siber, Korea Utara juga menjadi persoalan yang dibicarakan. Kedua kepala negara itu setuju untuk terus menekan Korea Utara agar menghentikan ambisi program nuklirnya.

“Mereka sepakat, Korea Utara harus didenuklirisasi, tidak ada satu negara pun yang menerima Korut sebagai negara pemilik senjata nuklir. Karena itu, keduanya akan bekerja bersama membangun dialog agar tercapainya tujuan ini,” kata Donilon. Cina dan AS juga sepakat untuk bekerja sama dengan Amerika membatasi produksi karbon ke udara.

Sunnyland adalah perumahan mewah milik keluarga Anneburg. Tempat itu dikenal sebagai tempat yang pernah disinggahi Frank Sinatra dan the Rat Pack serta menjadi lokasi mantan presiden Ronald Reagan mengabiskan malam tahun baru selama 18 kali. Rumah tangga Gedung Putih mengatakan, tempat ini menawarkan ketenangan bagi kedua pemimpin untuk membicarakan banyak isu. n ap/reuters/c20 ed: teguh firmansyah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement