Ahad 16 Jun 2013 08:30 WIB
Pilpres Iran

Rowhani Diprediksi Menang Satu Putaran

Iranian presidential candidate Hasan Rowhani, the country's former top nuclear negotiator, casts his ballot in the presidential election at a polling station in downtown Tehran, Iran, Friday, June 14, 2013.
Foto: AP/Vahid Salemi
Iranian presidential candidate Hasan Rowhani, the country's former top nuclear negotiator, casts his ballot in the presidential election at a polling station in downtown Tehran, Iran, Friday, June 14, 2013.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Ulama moderat Iran, Hasan Rowhani (65 tahun), terus memimpin perolehan suara sementara Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) Iran. Rowhani diprediksi akan memenangkan Pilpres Iran dalam satu putaran.

Sebagaimana diberitakan Reuters, Sabtu (15/6), hingga pukul 19.00 WIB, mantan sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi (Supreme National Security Council/ SNSC) dan ketua perunding nuklir Iran itu meraih 51,2 persen dari delapan juta suara yang sudah masuk dan berhasil dihitung oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Iran. Total pemilih Pilpres Iran sebanyak 50.470.000 orang.

Dukungan rakyat Iran pada Rowhani begitu tinggi. Ia dianggap sebagai tokoh yang layak menggantikan Presiden Mahmoud Ahmadinejad untuk memimpin Iran empat tahun mendatang. Dukungan kepada Rowhani juga datang dari mantan presiden Mohammad Khatami dan Akbar Hashemi Rafsanjani.

Rowhani dianggap satu-satunya ulama dan kandidat tokoh moderat yang proreformasi. Dia adalah mantan perunding nuklir Iran, kepala yang menjabat sebagai sekretaris dewan keamanan nasional tertinggi Iran selama 16 tahun.

Di bawah pemerintahan mantan presiden Mohammad Khatami, Rowhani bertanggung jawab atas negosiasi nuklir antara Teheran dan Barat. Pada masanya, Iran menghentikan pengayaan uranium dan menunjukkan lebih banyak kerja sama dengan para inspektur dari Organisasi Energi Atom Internasional.

Pesaing terdekatnya, Mohammad Baghir Galibaf, yang juga wali kota Teheran, berada pada posisi kedua dengan meraih 16,7 persen suara. Kandidat lainnya, yakni Said Jalili, berada di posisi ketiga dengan meraih suara sebanyak 13,11 persen.

Adapun tiga kandidat lainnya, yakni mantan komanda Pasukan Penjaga Revolusi Iran (Islamic Revolution Guards Corps/IRGC) Mohsen Rezayee Mir-Qaed membayangi Jalili dengan memperoleh 13,10 persen suara, mantan menteri luar negeri Iran Ali Akbar Velayati mendapat 5,96 persen, dan mantan menteri perminyakan dan telekomunikasi Seyed Mohammad Qarazi memperoleh 1,30 persen suara.

Pilpres Iran dilaksanakan pada Jumat (14/6) untuk menggantikan Presiden Mahmoud Ahmadinejad yang sudah memimpin Iran selama delapan tahun. Ketua Parlemen Iran Ali Larijani memuji tingginya partisipasi pemilih dalam pemilihan presiden serta dewan kota dan desa.

Ia mengatakan, tingginya partisipasi dalam pemilu ini menunjukkan dukungan warga terhadap Pemerintahan Iran. Menurutnya, partisipasi aktif warga dalam pemilu itu dapat membantu menciptakan suasana yang menguntungkan negara di kancah internasional.

Sebelumnya, pemimpin spritiual Iran, Ayatullah Ali Khamenei, mengajak seluruh warga Iran untuk memilih. Menteri Intelijen Iran Heidar Moslehi mengatakan, pemungutan suara berlangsung aman, tak ada laporan gangguan keamanan atau masalah sejak pemungutan suara dimulai pada Jumat pagi. n syahruddin el-fikri/antara/reuters

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement