REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penerbit buku kini mulai tertarik menyajikan Alquran digital bagi masyarakat. Pada Selasa (18/6), Mizan bekerja sama dengan penyedia tablet komputer, Cyrus, mengenalkan bentuk digital ini dengan nama Tablet Love Quran. Direktur Mizan Group Novel Faray mengatakan, di perkotaan kini banyak fenomena orang yang tak punya waktu lagi untuk mengaji.
Misalnya, pergi belajar membaca Alquran pada ustaz atau guru mengaji lainnya. Ada juga orang tua yang memiliki waktu terbatas dalam mengajari anak-anaknya Alquran. Di sisi lain, semakin canggihnya teknologi yang ada sekarang membuat anak-anak tidak tertarik lagi melihat Alquran dengan model buku. ’’Dari sinilah muncul ide membuat Alquran dalam beragam bentuk," katanya.
Ragam bentuk yang dibuat ini bertujuan menumbuhkan kecintaan pada Alquran terutama pada anak-anak. Produk tablet komputer ini sesuai dengan harapan agar bisa mendekatkan keluarga melalui perangkat teknologi. Menurut Novel, pendekatan ini tepat karena anak-anak sekarang akrab dengan gadget dan komputer.
Ide membuat Alquran digital, jelas Novel, berkembang lagi dengan menghadirkan banyak konten lainnya. Menurut CEO Mizan Application Publisher Irfan Amalee, di dalamnya ada permainan dan hasil permainan yang diunggah langsung ke jejaring sosial. Konversi Alquran menjadi digital rencananya akan terus dikembangkan oleh Mizan.
Menurut dia, Mizan akan selalu mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Termasuk, tren yang sedang digandrungi masyarakat. Irfan mengatakan, dalam tablet Alquran ini terdapat fitur "My Quran" yang berisikan Alquran digital dilengkapi dengan terjemahan, tajwid, tilawah, doa, dan progran khatam Alquran.
Selain itu, juga ada fitur jadwal shalat dan arah kiblat, permainan untuk mengenal 114 surah beserta urutannya, arti, serta kategori surah baik Makiyyah maupun Madaniyahnya. Ia mengatakan, yang menjadi sasaran adalah anak-anak. Tetapi, semua anggota keluarga bisa memanfaatkannya. Bagi anak-anak, alat ini bisa menjadi sarana mengenal Alquran dengan baik.
Apalagi, di dalamnya juga ada program cara belajar huruf hijaiyah, game musical dan bantuan suara untuk belajar huruf hijaiyah, nyanyian dan aplikasi interaktif untuk memahami kandungan surah-surah pendek, cerita binatang, animasi edukatif, dan senandung shalawat.
Penerbit lain yang menerbitkan Alquran digital adalah Bayan Quran. General Manager Bayan Quran Muhammad Asrori mengatakan Bayan telah merencanakan pembuatan Alquran digital sejak tahun 2005. "Akhirnya, baru bisa terlaksana di tahun 2010," katanya.
Ia memaparkan, sebenarnya hingga saat ini pasar Alquran digital ini masih belum besar. Di pasaran masih lebih laris Alquran yang bermodel cetak karena harganya yang jauh lebih murah.
Namun menurutnya, pangsa pasar untuk Alquran ini tetap ada meski dalam segmen yang terbatas. ’’Mereka adalah kalangan menengah ke atas, biasanya orang perkotaan yang sibuk," ujar Asrori. Ia menambahkan, dalam soal Alquran, yang perlu dijamin adalah kontennya. Ini tidak main-main karena perlu memperoleh izin dari Kementerian Agama.
Ia juga berharap, kementerian memberikan ruang bagi Alquran digital. ‘’Pemerintah perlu mendukung hadirnya beragam bentuk Alquran digital ini," kata Asrori. n rosita budi suryaningsih ed: ferry kisihandi
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.