Selasa 02 Jul 2013 01:37 WIB
Rusia

Saudi Penjarakan 7 Aktivis Dunia Maya

Some Internet-based communication tools such as Skype and Whatsapp must comply Saudi Arabia's telecom laws. (illustration)
Foto: Reuters
Some Internet-based communication tools such as Skype and Whatsapp must comply Saudi Arabia's telecom laws. (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID,  RIYADH -- Pengadilan Arab Saudi menjatuhkan hukuman penjara kepada tujuh aktivis yang menyuarakan aspirasi mereka melalui dunia maya, khususnya jejaring sosial Facebook. Ketujuh aktivis dunia maya tersebut, seperti dilaporkan laman Aljazirah, Senin (1/7), diganjar hukuman penjara 5-10 tahun. Mereka dituduh menghasut dan mendorong orang lain melancarkan aksi protes.

Lembaga hak asasi manusia (HAM) yang berbasis di New York, Human Rights Watch (HRW) melaporkan, para aktivis ini ditahan pada September tahun lalu dan persidangan kasus mereka dimulai pada April. Menurut HRW, mereka dituduh menyebar pesan di internet untuk mendorong pihak lain melancarkan protes, meski mereka sendiri tidak secara langsung dituduh mengambil bagian dalam demonstrasi.

Hukuman terberat, yakni 10 tahun, dijatuhkan kepada seorang aktivis yang mendirikan dua grup Facebook. Lewat dua grup itu, sang aktivis menjelaskan cara atau teknik protes terbaik. HRW mengatakan, semua terdakwa mengakui aktivitas mereka di Facebook, salah satunya untuk mendukung ulama Syiah terkemuka, Tawfiq al-Amer. Penangkapan Tawfiq al-Amer pada 2011 sempat memicu unjuk rasa antipemerintah.

Wakil Direktur HRW untuk Wilayah Timur Tengah HRW, Joe Stork, mengecam keputusan Pengadilan Arab Saudi tersebut. Ia menilai menjatuhkan hukuman penjara hanya karena mengunggah sebuah pesan di Facebook justru merusak citra Arab Saudi. ''Hal itu menunjukkan bahwa tidak ada cara yang aman untuk berbicara dengan bebas di Arab Saudi, bahkan di dunia maya sekalipun,'' ujar Stork, seperti dikutip BBC.

HRW juga mendesak Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Catherine Ashton dan pejabat Eropa lainnya untuk mengutuk tindakan ini. Menurut HRW, jika UE tak mempedulikan hal ini, maka akan terlihat seperti seorang pengecut.

Sementara, pejabat Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi menolak berkomentar. Ketujuh aktivis tersebut berasal dari kelompok minoritas Syiah di Provinsi al-Ahsa, Saudi bagian timur. Pada 2011, menyusul penahanan ulama Syiah Tawfiq al-Amer, mereka membuat akun Facebook dan menuliskan kalimat yang mengajak masyarakat untuk berdemonstrasi.

Kala itu, dalam waktu singkat aparat Saudi berhasil memadamkan aksi protes warga Syiah tersebut. Meski demikian, ketidakpuasan dan protes terus berlangsung di bagian timur Arab Saudi. Dalam berbagai insiden yang melibatkan demonstran Syiah dan aparat keamanan di wilayah itu sepanjang 2011, sedikitnya 20 orang tewas. n ichsan emrald alamsyah ed: wachidah handasah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement