Kamis 04 Jul 2013 09:10 WIB
Gempa Aceh

Pencarian Korban Jadi Prioritas

Gempa Aceh yang terjadi Ahad
Foto: BMKG
Gempa Aceh yang terjadi Ahad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Korban akibat gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) yang terjadi di Provinsi Aceh, Selasa (2/7), terus bertambah. Hingga Rabu (3/7) malam, jumlah korban meninggal yang sebelumnya sebanyak 22 orang menjadi 24 orang. Sementara korban hilang dua orang, dan 249 orang luka-luka.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sebagian korban luka dirawat di rumah sakit umum daerah (RSUD) setempat dan puskesmas. Sebagian lainnya dirawat jalan. “Saat ini penanganan difokuskan pada upaya pencarian, penyelematan korban, dan distribusi bantuan," ujar Sutopo, Rabu (3/7).

Menurut Sutopo, dari total korban tersebut di Kabupaten Bener Meriah 14 orang meninggal dunia, 109 luka-luka, dan dua orang hilang. Untuk kerusakan, 75 bangunan dan rumah rusak, infrastruktur jalan rusak dan tertimbun tanah longsor. Di Kabupaten Aceh Tengah 10 orang meninggal dunia, 140 orang luka-luka, 300 bangunan dan rumah rusak. Sedikitnya 694 unit rumah warga di dua kecamatan di Kabupaten Bener Meriah juga mengalami kerusakan.

Jumlah rumah rusak itu diperkirakan akan bertambah karena pemerintah dan relawan masih melakukan pendataan. BNPB memperkirakan 1.500 unit rumah mengalami kerusakan sehingga ribuan warga harus mengungsi di 10 titik pengungsian.

Dampak lain gempa ini adalah beberapa akses jalan juga tertutup tanah longsor. “Di Takengon sudah didatangkan dua buldozer untuk penanganan jalan," kata Sutopo. Tidak hanya itu, gempa juga menyebabkan jaringan komunikasi dan jaringan PLN terputus. Untuk mengetahui kerusakan akibat gempa, BNPB akan melakukan kaji cepat dari udara. Sutopo menjelaskan, kemarin pagi BNPB memberangkatkan pesawat CN 235 TNI AU untuk melakukan foto udara guna keperluan kaji cepat ini.

BNPB, kata Sutopo, melakukan penanganan gempa bersama instansi lain, seperti Satuan Reaksi Cepat (SRC) Penanggulangan Bencana, Kemenkes, Kemensos, dan Kemen PU. Lembaga tersebut juga berkoordinasi dengan pemerintah setempat.

Gubernur Aceh Zaini Abdullah meminta para pejabat setingkat kepala dinas dan instansi atau Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) untuk berkonsentrasi membantu korban gempa di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah menginstruksikan BNPB untuk melakukan upaya dan langkah-langkah yang diperlukan. “Utamanya penyelamatan korban,” kata Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha.

Gempa bumi berkekuatan 6,2 SR dengan kedalaman 10 km mengguncang wilayah Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah pada Selasa (2/7) pukul 14.37 WIB. Pusat gempa berada di daratan 35 km barat daya Kabupaten Bener Meriah, 43 km tenggara Kabupaten Bireuen, atau 50 km barat laut Kabupaten Aceh Tengah.

Gempa dirasakan sangat kuat 15-45 detik oleh warga Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah. Akibatnya, masyarakat panik dan berhamburan ke luar rumah. Sejak gempa pertama itu, terdapat 16 gempa susulan, dua di antaranya berkuatan lebih dari 5,0 SR.

Sutopo mengatakan, gempa berasal dari pergeseran di segmen Aceh. Segmen Aceh termasuk patahan atau sesar Sumatra atau Semangko. Sesar Sumatra memiliki 19 segmen dengan panjang keseluruhan 1.900 km. "Sesar ini sangat aktif dan berupa strike-slip atau sesar geser," ujar dia. Selain terpanjang, sesar itu juga sangat aktif. Pada Januari, gempa dengan kekuatan 6,0 SR terjadi di Pidie yang menyebabkan korban jiwa satu orang meninggal dan tujuh orang luka-luka. n meiliani fauziah/fenny melisa/esthi maharani/antara ed: ratna puspita

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement