REPUBLIKA.CO.ID, Puasa pada bulan suci Ramadhan hingga kini masih menjadi perdebatan serius di kalangan klub-klub Eropa. Di negara seperti Jerman, puasa sempat menuai tentangan dari klub FSV Frankfurt.
Klub Divisi II Jerman ini sempat menerapkan larangan berpuasa bagi para pesepak bola Muslim. Parahnya, larangan itu tercantum secara jelas dalam klausul kontrak kerja. Para pemain akan dikenakan peringatan tertulis jika ketahuan berpuasa tanpa izin.
Menanggapi masalah itu, Badan Liga Sepak Bola Jerman (DFL) dan Dewan Pusat Umat Muslim Jerman (Central Council of Muslim) akhirnya meminta saran dari Al Azhar selaku lembaga pendidikan Islam terkemuka dunia. Akhirnya, Al Azhar mengeluarkan keputusan. “Selama bulan Ramadhan, pesepak bola Muslim boleh membatalkan puasa jika dirasa tak kuat dan dapat mengganggu performanya,” tulis pernyataan resmi Al Azhar seperti dikutip radio Netherlands Worldwide.nl, belum lama ini.
Tak seperti Frankfurt, klub Belanda PSV Eindhoven justru memiliki toleransi yang cukup tinggi kepada pesepak bola Muslim yang akan menunaikan ibadah puasa. Tak hanya itu, PSV juga menyediakan tim dokter yang akan membantu menyusun menu makan khusus dan memberi porsi latihan yang lebih ringan selama bulan Ramadhan, khususnya bagi pesepak bola Muslim mereka.
Senada dengan PSV, klub raksasa Spanyol Real Madrid juga menerapkan toleransi yang tinggi untuk para pemain Muslim mereka. Seperti dikutip Goal.com, Madrid juga mengizinkan pemain Muslimnya, seperti Karim Benzema, tetap menunaikan ibadah puasa. Bahkan, klub berjuluk Los Blancos ini juga mengatur jadwal latihan pemain Muslimnya menjelang buka puasa. Ini dilakukan agar mereka tidak terlalu mengalami dehidrasi.
Di Inggris, pertumbuhan jumlah Muslim juga dibarengi di dunia sepak bola. Jika dua dekade lalu, tak ada satu pun pemain Muslim yang bermain di Liga Primer Inggris. Sekarang, kondisinya berbeda karena hampir 40 pemain merumput di Negeri Ratu Elizabeth itu. Bila dirata-rata, mereka bisa membentuk tiga tim sepak bola.
Di antara pemain itu, terdapat beberapa nama besar. Di antaranya, Demba Ba (Chelsea), Samir Nasri, dan Yaya Toure yang memperkuat Manchester City. Hatem Ben Arfa (Newcastle United), Kolo Toure (Liverpool), Bacary Sagna (Arsenal), Younes Kaboul (Tottenham Hotspur), Marouane Fellaini (Everton), dan Mahamadou Diarra (Fulham).
Fenomena itu menarik minat BBC untuk mengadakan sebuah program khusus guna mengeksplorasi kehidupan pemain Muslim yang memperkuat berbagai klub berbeda. Acara itu dihelat untuk menandai bulan Ramadhan. Rencananya, media terbesar di Inggris Raya itu menyiarkannya langsung pada Ahad (7/7) pukul 12.30 waktu setempat dengan dipandu presenter Colin Murray.
Tiga bintang lapangan hijau diundang untuk memberikan testimoni tentang korelasi datangnya bulan suci bagi umat Islam itu dan dampaknya bagi fisik mereka. Ketiga bintang tamu itu adalah Demba Ba, Abou Diaby, dan Ali Al Habsi. Kehadiran mereka untuk menjelaskan bahwa kepercayaan yang dianutnya tetap dijalankan, baik di dalam maupun luar lapangan. n umi lailatul ahdiyah ed: endro yuwanto
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.