Selasa 09 Jul 2013 05:44 WIB
Intelijen AS

Snowden Didesak Terima Suaka Venezuela

Website pendukung Edward Snowden, mantan karyawan CIA yang membocorkan dokumen-dokumen rahasia tentang program pengawasan AS, yang ditampilkan pada layar komputer di Hong Kong, Kamis (13/6).
Foto: AP/Kin Cheung
Website pendukung Edward Snowden, mantan karyawan CIA yang membocorkan dokumen-dokumen rahasia tentang program pengawasan AS, yang ditampilkan pada layar komputer di Hong Kong, Kamis (13/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Venezuela, Nikaragua, dan Bolivia sudah menawarkan suaka politik untuk Edward Snowden. Ketika Snowden belum juga menentukan pilihan, Rusia mendesak mantan analis CIA yang kini menjadi buronan AS itu untuk menerima tawaran suaka dari Venezuela.

Adalah Kepala Komisi Hubungan Luar Negeri Parlemen Rusia Alexei Pushkov yang melontarkan desakan itu. ''Venezuela sedang menunggu jawaban Snowden. Bisa jadi, ini menjadi kesempatan terakhirnya untuk mendapatkan suaka politik,'' kata Pushkov melalui akun Twitter-nya.

Pushkov juga berkelakar bahwa jika Snowden tak memiliki tempat berlindung, maka ia bisa tinggal di Rusia dan mengawini Anna Chapman, salah satu dari 10 agen mata-mata Rusia yang ditangkap dan dideportasi AS pada 2010. Pekan lalu, melalui akun Twitter-nya, Chapman yang berusia 31 tahun melamar Snowden dan mengajaknya menikah.

Snowden, seperti dilaporkan kantor berita AP, Ahad (7/7), diperkirakan berada di ruang transit Bandara Sheremetyevo, Moskow. Di tempat inilah, dua pekan lalu, pembocor data intelijen AS itu tiba dari Hong Kong. Pemerintah AS telah mencabut paspornya sehingga ia tak bisa bepergian ke mana pun.

Komentar dari Pushkov tersebut bermakna bahwa Rusia ingin Snowden segera meninggalkan Moskow. Snowden sendiri telah mengajukan suaka politik ke Rusia. Namun, hingga saat ini Negeri Beruang Merah itu belum menanggapi permohonan suaka tersebut. Sebaliknya, tiga negara Amerika Latin, yakni Venezuela, Nikaragua, dan Bolivia, telah menawarkan suaka kepada Snowden.

Karena tak lagi memiliki paspor, maka jika ingin pergi ke Venezuela, Snowden membutuhkan surat perjalanan dari negara tersebut. Jika pun surat perjalanan itu ada, tampaknya tak mudah bagi Snowden untuk sampai ke sana. Sebab, penerbangan komersial dari Moskow menuju Amerika Selatan hanya bisa ditempuh melalui Havana, Kuba. Sedangkan, penerbangan menuju Havana akan melewati wilayah udara beberapa negara Eropa dan AS. Padahal, beberapa waktu lalu, negara-negara UE menolak wilayah udaranya dilewati pesawat kepresidenan Bolivia yang diduga ditumpangi oleh Snowden.

Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, Robert Menendez, tak terkejut dengan tawaran suaka tiga negara Amerika Latin itu. Dalam pandangan Menendez, ketiga negara tersebut memang selalu merongrong AS.

Terkait hal ini, Presiden Kuba Raul Castro mendukung kebijakan tiga negara Amerika Latin yang menawarkan suaka politik untuk Snowden. Terlebih, tawaran suaka itu diberikan kepada orang yang teraniaya dan sedang berjuang menegakkan haknya.

Seperti halnya pemimpin negara-negara Amerika Latin, Castro pun mendukung Presiden Bolivia Evo Morales terkait insiden di Eropa yang membuat pesawatnya terpaksa mendarat darurat di Austria dalam penerbangan dari Moskow menuju La Paz. n ichsan emrald alamsyah ed: wachidah handasah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement