Rabu 10 Jul 2013 08:51 WIB
Krisis Afghanistan

Obama Ancam Tinggalkan Afghanistan

 Polisi Afghanistan berdiri di sebuah bangunan yang hancur akibat serangan Taliban di Provinsi Farah pada Kamis (4/4).
Foto: Reuters
Polisi Afghanistan berdiri di sebuah bangunan yang hancur akibat serangan Taliban di Provinsi Farah pada Kamis (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Meradang atas sikap Afghanistan akhir-akhir ini, Amerika Serikat (AS) pun mengancam akan mempercepat penarikan pasukannya dari negara itu. Bahkan, Washington pun sedang mempertimbangkan untuk menarik seluruh tentaranya di Afghanistan pasca-2014.

Seperti dilaporkan Reuters, Selasa (9/7), ancaman terbaru AS ini merupakan dampak dari menegangnya hubungan Presiden Barack Obama dengan Presiden Afghanistan Hamid Karzai.

Sebelum ini, Obama telah berkomitmen untuk menarik pasukan AS dari Afghanistan secara bertahap hingga akhir 2014. Tapi, pasca-2014 itu, AS juga telah menyanggupi untuk meninggalkan sejumlah kecil tentara di sana, yakni sekitar 8.000 personel. Afghanistan pun, seperti pernah dikatakan Karzai, sangat senang jika AS bersedia menyisakan pasukannya di negara itu.

Namun, sepertinya hal itu akan tinggal rencana. Sebuah laporan di harian New York Times menyebutkan, AS sedang mempertimbangkan untuk menarik pasukannya lebih cepat dari Afghanistan. Adalah rasa jengkel Obama terhadap Karzai yang menyebabkan AS ingin segera angkat kaki dari Afghanistan. Sejumlah pejabat AS yang diminta konfirmasinya oleh New York Times membenarkan bahwa Obama semakin frustrasi dengan sikap Karzai. Khususnya, setelah Hamid Karzai menolak ajakan AS untuk membuka pembicaraan damai dengan Taliban.

Sebuah video telekonferensi antara Obama dan Karzai pada 27 Juni lalu membuahkan kekecewaan di pihak AS. Washington merasa, upaya pendekatannya kepada Karzai, tak membuahkan hasil. Menurut beberapa pejabat AS dan Afghanistan yang mengetahui pembicaraan dalam telekonferensi itu, Karzai menuduh AS mencoba melakukan pembicaraan damai secara terpisah dengan Taliban yang dibantu pendukungnya, yaitu Pakistan. AS, menurut Karzai, juga berusaha mengatur pertemuan di mana dalam forum itu Pemerintah Karzai akan “dikeroyok” musuh-musuh Afghanistan.

Sejak adanya video telekonferensi itu, AS mulai mempertimbangkan secara serius untuk menarik seluruh pasukan dari Afghanistan, persis seperti yang pernah dilakukan AS di Irak. “Ini akan menjadi pertimbangan serius antara Washington dan Kabul,” tulis New York Times.

Kepada harian ini, seorang pejabat AS mengingatkan apa yang pernah diucapkan Ben Rhodes, deputi penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Januari lalu. Saat itu, Rhodes mengatakan, opsi untuk tidak menyisakan satu tentara pun di Afghanistan (zero option) merupakan sebuah opsi yang akan dipertimbangkan oleh AS. “Pernyataan itu masih berlaku,” kata pejabat yang tak disebutkan namanya itu.

Sementara, seorang pejabat lainnya mengatakan, semua opsi kini ada di depan mata, tapi keputusan belum akan dibuat dalam waktu dekat. “Artinya, saat ini belum ada keputusan mengenai penarikan pasukan lebih cepat dari Afghanistan,” katanya.

Saat ini, jumlah tentara AS di Afghanistan sekitar 63 ribu orang. Pada Februari 2014, rencananya AS akan menarik 34 ribu tentara. Sementara, pada akhir tahun depan, hampir semua pasukan AS akan ditarik dari Afghanistan dengan menyisakan sekitar 8.000 personel saja.

Pasukan AS sudah berada di Afghanistan sejak 2001. Sepanjang masa itu, banyak tentara AS yang meregang nyawa. Juni lalu, lebih dari sepuluh tentara AS tewas di Afghanistan. AS menginvasi Afghanistan untuk menggulingkan rezim Taliban yang diyakini melindungi Alqaidah, kelompok militan yang dituding bertanggung jawab atas serangan World Trade Centre, 11 September 2001. n ichsan emrald alamsyah ed: wachidah handasah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement