Senin 15 Jul 2013 08:36 WIB

Hijab Kian Menguntungkan

Red: Zaky Al Hamzah
Hijabers Community (Ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA
Hijabers Community (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tren masyarakat, khususnya kelompok remaja, dalam mengenakan busana Muslim semakin meningkat. Hal itu dibuktikan dari tingkat penjualan hijab yang dari waktu ke waktu jumlahnya bertambah banyak. Pemilik toko hijab Fizzila Yuli Kartika (31 tahun) mengakui, penjualan hijab hasil produksinya memiliki prospek menggembirakan.

Faktor semakin sadarnya kaum Muslimah untuk menutup aurat tanpa meninggalkan kesan tidak ketinggalan zaman membuat produk hijab laris diburu konsumen. Ia menyatakan, omzet penjualan busana Muslim dan hijab menjelang Ramadhan mencapai Rp 50 juta. Ratusan jenis baju Muslim dan hijab laku dalam sebulan.

Angka itu jauh lebih tinggi daripada hari biasanya. Menjelang Lebaran, ia optimistis produk yang dijualnya bakal lebih laris dan meraup untung banyak. “Semakin banyaknya warga yang mengenakan hijab menjadi pasar potensial hingga dagangan saya laku,” kata Ika sapaan akrab Yuli Kartika, Ahad (14/7).

Menurut Ika, mengacu prediksi Indonesia bakal menjadi kiblat tren busana Muslim dunia pada 2020, ia yakin prospek usahanya semakin cemerlang. Apalagi, ia sekarang sering kewalahan menerima order akibat permintaan yang terus melonjak. Ini lantaran ia hanya memiliki karyawan empat penjahit hingga produksi yang dihasilkan terbatas.

Meski begitu, Ika ingin terus mengembangkan usaha yang dirintisnya dalam menekuni bisnis busana Muslimah selama tiga tahun terakhir ini. Ia memiliki metode penjualan unik untuk memasarkan produknya. Selain membuka butik di rumahnya di Ciledug, Kota Tangerang, ia juga memiliki toko online bernama Fiz Shop.

Dengan mengandalkan teknologi dunia maya, ia dapat memajang beberapa baju buatannya hingga menarik minat banyak pembeli. “Saya mengirim paketan hingga ke Singapura dan Malaysia,” katanya. Untuk memasarkan produknya, Ika sering mengikuti berbagai basar dan event yang sekiranya banyak didatangi pengunjung.

Hal itu pula yang menjadi alasan Ika mengikuti Republika Ramadhan Fair di Masjid Agung At-Tin, Jakarta Timur. Untuk bazar, ia hampir selalu ikut jika ada kegiatan kompetisi antarsekolah. Ia tidak membidik siswa, tetapi para ibu yang datang untuk menyemangati anaknya yang ikut perlombaan.

Kebiasaan ibu-ibu yang royal dalam mengeluarkan uang menjadi target utamanya. “Ibu-ibu kalau lihat ada yang jualan, beli baju, dan hijabnya biasanya cukup banyak. Ini menguntungkan.”

Selain itu, dengan seringnya memajang produk baru sebagai display picture Blackberry Messenger (BBM), Ika sering mendapat order. Pasalnya, ia dalam menjual barang tidak melulu untuk ukuran orang kurus, melainkan pula mau melayani ukuran badan lebar.

“Ibu-ibu yang tubuhnya gendut bisa pesan sesuai ukuran dengan motif yang sudah ada.”

Ketua Hijabers Community DKI Jakarta Syifa Fauzia memandang, belakangan ini dunia fashion Muslimah semakin berkembang dengan maraknya komunitas pemakai hijab. Tidak hanya remaja, ibu-ibu juga banyak yang membentuk kelompok karena sama-sama memiliki kesamaan berbusana Muslimah.

Kondisi itu berdampak pada meningkatnya kebutuhan busana Muslimah. Kalau beberapa waktu lalu kecenderungan harga pakaian Muslim dan hijab cukup mahal karena produksinya masih terbatas, sekarang tidak lagi. Ini lantaran semakin banyak perancang pemula mulai berani mendesain baju dengan sasaran kelas menengah ke bawah. Potensi pasarnya pun besar.

Karenanya, otomatis harga busana Muslim semakin terjangkau karena produksi berlimpah, tidak didominasi kalangan atas saja. Sebagai bukti, Pasar Tanah Abang, Thamrin City, maupun toko-toko dengan mudahnya menjual produk pakaian Muslim. “Ini karena harga semakin terjangkau dan bentuknya juga beragam.”

Syifa mengungkapkan, penjualan busana Muslimah karya anak bangsa memiliki prospek cukup besar untuk bisa bersaing di level internasional. Kekayaan motif, ragam, desain, dan model membuat busana Muslim Indonesia sangat digemari negara lain. Rancangan mereka bahkan bisa bersaing dengan baju non-Muslim di pasaran mancanegara.

Karena itu, ia memandang industri busana Muslimah bakal berkembang pesat dan menjadikan Indonesia sebagai kiblat busana Muslim dunia. n erik purnama putra ed: ferry kisihandi

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement