REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Anggota Dewan Ulama Arab Saudi meminta agar tayangan opera sabun atau sinetron saat Ramadhan dihentikan. Tayangan itu dinilai tidak sesuai dengan syariah Islam. Muslim Arab Saudi diminta agar tidak lagi menonton tayangan-tayangan tersebut.
''Semua tayangan itu hanya penuh pelanggaran terhadap ajaran agama. Menontonnya hanya membuang-buang waktu untuk tetap beribadah,'' kata Ulama Senior di Dewan Ulama, Ali al-Hakmi, seperti dilansir Arab News, Rabu (17/7).
Ramadhan, kata dia, harus diisi dengan rangkaian-rangkaian ibadah kepada Yang Mahakuasa. Sinetron menjadi marak saat Ramadhan tiba. Entah karena ingin mencari keuntungan komersial atau mencoba menghibur Muslim yang sedang berpuasa. Namun, sinetron memang menjadi tontonan yang digandrungi pemirsa.
Setidaknya, untuk menghabiskan waktu menjelang berbuka atau menjemput sahur. Tidak terkecuali di Indonesia, di Arab Saudi pun generasi sinetron rela memelototi layar kaca seharian hanya untuk menonton sinetron.
Padahal, menurut al-Hakmi, banyak cara baik yang harus dilakukan seorang Muslim selama berpuasa. Menurutnya, banyak program-program pada saluran televisi yang lebih bermanfaat. Ambil saja contohnya program-program sejarah peradaban Islam atau saluran-saluran ilmiah tentang perkembangan manusia dan teknologi.
''Para pemilik stasiun televisi sudah kelewat batas hanya mengharapkan materi dalam setiap siarannya. Sementara, masyarakat juga mudah terbuai dengan kesenangan-kesenangan yang ditampilkan,'' katanya. Al-Hakmi menilai, kondisi sosial tersebut tidak dapat dibiarkan. n bambang noroyono ed: teguh firmansyah
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.