Jumat 19 Jul 2013 08:41 WIB
Kasus Lapas

Presiden Instruksikan Seluruh Lapas Agar Siaga

Seorang petugas mengamati Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan yang terbakar akibat kerusuhan, Kamis (11/7)
Foto: ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
Seorang petugas mengamati Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan yang terbakar akibat kerusuhan, Kamis (11/7)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menginstruksikan perketatan keamanan di seluruh lembaga pemasyarakatan (lapas) di Indonesia. Perintah Presiden untuk menyiagakan keamanan seluruh lapas tak terlepas dua kasus pembobolan penjara di Lapas Tanjung Gusta Medan dan Rumah Tahanan (Rutan) Baloi Batam.

“Presiden telah menginstruksikan kepada jajaran (kementerian) Polhukam (politik, hukum, dan keamanan) untuk meningkatkan atau mewaspadai lapas terkait dengan kejadian di Lapas Tanjung Gusta dan Batam. Kejadian ini (kaburnya napi di Batam) merupakan hal yang tidak diharapkan,” katanya, Kamis (18/7).

 

Ia mengatakan, Presiden SBY telah menerima laporan terkait kasus di Rutan Baloi Batam. Presiden pun telah menginstruksikan agar pihak kepolisian bekerja untuk menangkap dan mengembalikan para tahanan yang kabur.

 

Selain itu, Presiden SBY pun akan melakukan evaluasi terkait kebijakan lapas. “Karena kejadian yang berulang di lapas, memang akan dilakukan evaluasi terhadap kebijakaan lapas di seluruh Tanah Air. Jadi, akan ada evaluasi,” katanya.

Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Marciano Norman juga mengaku telah mendapat perintah soal kewaspadaan akan keamanan lapas di seluruh Indonesia. Kaburnya narapidana (napi) di Tanjung Gusta dan Batam, kata Marciano, adalah sebuah peringatan.

 

“Seharusnya, peristiwa kaburnya tahanan bisa dijadikan peringatan. Semua lapas harus menanggapi peristiwa Tanjung Gusta dengan sebaik-baiknya,” katanya.  Ia mengatakan, semua lapas di Tanah Air, seperti diinstruksi Presiden SBY, diminta untuk meningkatkan keamanan. Tak hanya dari segi kapasitas, tetapi jumlah personel pengamanan juga harus siap siaga.

 “Saya mengharapkan petugas lapas mampu meningkatkan kesiapsiagaannya. Jangan mengharapkan dari yang lain. Internal sendiri harus ditingkatkan kesiapannya,” katanya.

Sebelumnya, sebanyak sembilan orang tahanan di Rumah Tahanan (Rutan) Baloi Batam, Kepulauan Riau (Kepri), berhasil kabur dari penjara pada Rabu (17/7). Para tahanan kabur dengan menyerang petugas rutan dan merusak ruang kepala rutan.

Seluruh tahanan yang melarikan diri ini merupakan tahanan kasus narkotika. Kasus jebolnya penjara di Batam terjadi kurang dari sepekan setelah peristiwa kaburnya ratusan napi di Lapas Tanjung Gusta, Medan.

Dari sembilan tahanan yang berhasil kabur, salah seorang di antara mereka memutuskan menyerahkan diri pada Kamis (18/7). Tahanan yang menyerahkan diri itu adalah Achyar Adli. Ia datang menyerahkan diri ke Rutan Baloi Batam dengan diantar keluarga. “Ia komunikasi dengan keluarga. Selanjutnya, keluarga menghubungi kami dan disarankan untuk menyerahkan diri,” kata pengacara Achyar, Dorkas Lominori.

Ia mengatakan, saat Achyar lari dan menghubungi keluarga, pihak keluarga langsung menghubungi pengacara. “Keluarga berpendapat, Achyar harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Akhirnya, setelah dibujuk, Achyar mau menyerahkan diri,” ujar Dorkas. Menurut keluarga, katanya melanjutkan, Achyar lari karena dipaksa oleh sesama tahan di Blok A-I yang diisi 31 tahanan.

Mengomentari dua peristiwa pembobolan penjara, Anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo menilai, kinerja Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) sangat menurun. Pandangan politikus Partai Golkar bersandar pada kenyataan bahwa kasus bobolnya Rutan Batam terjadi selang sepekan setelah terjadi kerusuhan di Lapas Tanjung Gusta, Medan.

“Rusuh lapas di Medan serta bobolnya rutan di Batam dalam waktu tidak sampai sepekan, menunjukkan Menkumham dan wakilnya kurang tanggap pada persoalan Lapas yang menjadi tanggung jawabnya,” katanya.

Bambang mengimbau agar Presiden SBY memanggil Menkumham dan wakilnya untuk memberikan penjelasan seputar kerusuhan di Lapas Tanjung Gusta Medan dan Rutan Batam. Bambang juga meminta ada evaluasi terhadap seluruh lapas. n esthi maharani/antara ed: abdullah sammy

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement