Senin 22 Jul 2013 06:00 WIB
Republika Ramadhan Fair 2013

Penutupan Republika Ramadhan Fair Meriah

 Kelompok musik Love Pink Girls (LPG) beraksi memainkan sejumlah tembang Islami dalam Islamikustik di Republika Ramadhan Fair, Masjid Agung At-Tin, Jakarta, Kamis (18/7).    (Republika/Agung Supriyanto)
Kelompok musik Love Pink Girls (LPG) beraksi memainkan sejumlah tembang Islami dalam Islamikustik di Republika Ramadhan Fair, Masjid Agung At-Tin, Jakarta, Kamis (18/7). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari terakhir perhelatan Republika Ramadhan Fair (RRF) 2013 di Masjid Agung At-Tin, Jakarta Timur, Ahad (21/7), berlangsung relatif meriah. Jumlah pengunjung lebih ramai daripada hari biasanya. Itu terlihat dari belasan stan yang dipadati pengunjung, baik cuma melihat-lihat maupun yang membeli produk sejak siang. Stan penjual buku paling banyak dilirik pengunjung.

Penyebabnya, mereka memberi potongan harga besar-besaran agar produknya bisa laris, seperti PT Eaststar Adhi Citra yang sepanjang hari selalu menjadi pusat kerumunan. Mereka memajang stiker diskon sebesar 30-50 persen. Bahkan, untuk buku bertemakan Islami dijual Rp 5.000.

Stan penjual Alquran Al-Musamma dengan metode mendengarkan Alquran 30 juz disertai terjemahannya dari sound system hanya dengan sekali sentuh juga membanting harga produknya selama pameran. “Kita beri diskon pada hari terakhir pameran,” kata penjaga stan, Pramestya. Ia memaparkan keunggulan produk yang dijualnya.

Alquran yang diproduksi perusahaannya dapat memperdengarkan bacaan tartil dan bertajwid untuk dapat ditirukan dengan baik dan benar. Bagi yang terkendala masalah inderawi, sangat terbantu dengan keberadaan Alquran jenis ini yang sudah memanfaatkan teknologi. Stan Yapa Enterprise yang menjual beragam busana Muslim dan perlengkapan alat shalat, termasuk paling menarik perhatian pengunjung.

Salah satu produk yang dijualnya adalah kopiah yang terbuat dari bambu seharga Rp 50 ribu. Produk ini tersedia dalam berbagai warna. Meski tidak bisa dilipat seperti kopiah pada umumnya, produk ini memiliki keunggulan tidak membuat lepek rambut karena selama dipakai di kepala sirkulasi udara dapat berjalan.

Lantaran banyaknya barang yang dijual menjadi kebutuhan umat Islam, penjaga tidak memberi diskon. “Tidak ada diskon, tapi barang kami bisa ditawar,” kata penjaga stan yang menyebut dirinya Mas Jo. Ia mencontohkan, sebotol parfum yang normalnya dijual Rp 20 ribu, dilepas Rp 30 ribu untuk dua botol ukuran jari jempol.

Begitu pula baju koko yang dipajang, bisa dilepas dengan seharga Rp 125 ribu dari Rp 150 ribu. Sementara itu, pengunjung juga turut memberi masukan terkait pelaksanaan RRF. Irfan, warga Kota Bogor yang mengapresiasi agenda RRF, sampai menyempatkan hadir untuk melihat pameran sekaligus menunaikan shalat di Masjid Agung At-Tin.

Irfan mengatakan, secara konsep sebenarnya rangkaian acara sudah cukup baik. Ia hanya memberi masukan kepada panitia agar ke depannya dipikirkan acara pendukung agar semakin banyak pengunjung yang datang.Tidak lupa, ia menyoroti soal lokasi pameran sekarang yang berada di pinggiran kota.

Selain lokasi yang tidak berada di tengah kota, tiadanya sarana transportasi massal alternatif untuk menuju lokasi juga cukup sulit bagi warga luar kota yang ingin mendatangi pameran. “Ini harus dipikirkan panitia soal akses. Harusnya pameran seperti ini bisa ramai seperti yang diadakan di Senayan,” kata Irfan.

Ia melanjutkan, faktor cuaca juga turut berpengaruh karena masih seringnya turun hujan membuat masyarakat enggan keluar rumah. “Itu saja masalahnya. Mungkin, tahun depan bisa lebih sukses.”

Pada acara penutupan ini, panitia memajang 20 karya lomba fotografi bertemakan “The Spirit of Giving”. Foto hasil karya pengunjung ini banyak membidik tingkah laku masyarakat yang ternyata memiliki rasa solidaritas dan sosial tinggi terhadap sesama. Misalnya, anak-anak berbagi makanan, memberi sumbangan kepada pengemis, maupun kebersamaan anak kecil dalam mengejar layang-layang putus. n erik purnama putra ed: ferry kisihandi

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement