REPUBLIKA.CO.ID, Puluhan warga Jerman punya hajat mengelilingi dunia via jalur darat. Dengan menggunakan 10 mobil jenis kabin ganda, muda-mudi Jerman itu mengarungi sejumlah jalur sulit di dunia. Perjalanan pun dimulai di awal tahun 2011.
Setelah hitungan bulan melahap jalur darat Eropa Barat, petualang Jerman ini mulai melintasi pintu masuk ke Benua Asia via Turki. Di Asia, rintangan demi rintangan mulai mereka temui. Awalnya, petualang Jerman ini sukses menaklukkan teriknya gurun di jalur Iran-Pakistan. Tanpa lelah, kelompok ini kemudian melintasi India, Thailand, hingga Malaysia.
Tahun pun telah berubah di 2013. Setengah perjalanan mengelilingi dunia telah dilalui petualang Jerman nyaris tanpa hambatan. Kini saatnya mereka memasuki wilayah daratan Indonesia. Dan di Indonesia, para petualang Jerman ini mendapat rintangan sesungguhnya.
Saat melintasi wilayah Garut Jawa Barat, Sabtu (20/7), putaran roda mobil muda-mudi Jerman ini harus terhenti. Saat itu, mobil kabin terbuka petualang Jerman berada di Jalan Limbangan, Kadungora, Kota Garut. Dan tiba-tiba polisi mengejar laju mereka. Polisi Indonesia akhirnya menghentikan laju petualangan mereka keliling dunia.
Tanpa mereka duga, polisi Kepolisian Resor Garut, Jawa Barat, menyetop 10 mobil peserta konvoi. Tidak hanya itu, petualang Jerman itu harus digelandang ke Mapolres Garut, Jawa Barat.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Garut, AKP Sulman Azis, mengatakan bahwa warga negara Jerman itu berjumlah 20 orang dengan menumpang 10 unit kendaraan besar. Warga negara asing itu, kata Sulman, diamankan berdasarkan perintah dari Dirlantas Polda Jabar karena diduga belum memiliki izin operasional di Indonesia.
Karena tak memiliki izin kendaraan dan pengemudi, puluhan petualang Jerman pun harus kena ancaman //ditilang// polisi Indonesia. "Kami hanya melaksanakan perintah Polda, ada kendaraan asing dengan nomor asing untuk diamankan dulu," kata Sulman Azis, seperti dikutip Antara.
Salah petualang Jerman, Brigitte (48 tahun) mengaku heran dihentikan polisi Indonesia. Ia makin bingung karena kemudian harus dibawa ke markas Polres Garut.
Ekspresi Brigitte pun jadi marah karena tahu misinya mengelilingi dunia terancam berakhir ancaman tilang polisi Garut. Padahal selama ini mereka nyaris tak memiliki masalah saat melintasi negara lain. Saat pertama melintasi daerah lainnya di Indonesia, lanjut Brigitte, petualangan mereka dengan mobil terbukanya pun berjalan lancar.
Namun hal itu tak berlaku di Kota Garut. Mereka harus melalui perdebatan panjang dengan polisi. Dengan nada kesal, Brigitte pun beralibi. "Kami memiliki surat perizinan lengkap termasuk visa dan paspor," ucapnya. Dalam kesempatan itu, Brigitte bersama rekannya coba meyakinkan polisi bahwa misi mereka tak memiliki muatan lain, selain bertualang. Mereka mengaku tak bermaksud melanggar hukum di Indonesia.
Setelah beberapa saat terlibat perdebatan, petualang Jerman itu akhirnya dibebaskan. Kini mereka bisa segera melintasi kota Garut untuk menuju Bali, Timor Timur, dan Australia. Dari Australia rombongan ini akan menjelajahi jalur laut yang panjang untuk sampai ke daratan Amerika.
Setelah ke Amerika, Brigitte cs akan kembali pulang ke Jerman. Seperti dikatakan Brigitte, misi mereka yang dimulai sejak tahun 2011 bertujuan untuk mengetahui budaya di belahan dunia. Dan Brigitte pastinya telah mendapat pengetahuan berharga soal budaya aparat hukum di Indonesia. n ed: abdullah sammy
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.