REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) menggelar roadshow Sekolah Pasar Modal Syariah (SPMS). SPMS ditujukan bagi siapa saja yang berminat memahami lebih jauh soal pasar modal syariah. “Di sana akan diajarkan tentang apa itu pasar modal sampai mekanisme transaksi syariah, gratis dan siapa saja boleh ikut,” ujar Direktur BEI Frederica Widyasari Dewi, belum lama ini.
SPMS diadakan di beberapa kampus Tanah Air mulai April hingga Oktober. Frederica mengatakan, jika ada kampus atau kota yang berniat menikmati roadshow ini maka dipersilakan menghubungi BEI. Dia melihat potensi segmen syariah di Indonesia sangat baik. Pasalnya, jumlah penduduk Muslim di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia.
Untuk itu, BEI berkomitmen menyosialisasikan saham syariah, bahkan hingga ke daerah. Sayangnya, ketika sosialisasi daerah masih banyak keraguan masyarakat, “Mereka mempertanyakan apakah pasar modal ini merupakan transaksi syariah atau tidak,” ucapnya.
BEI pun tak lelah memberi pemahaman masyarakat akan saham syariah. Ditambah lagi kini telah ada Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) No 80 tentang Mekanisme Syariah Perdagangan Saham dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Fatwa ini memberikan jawaban atas keraguan para investor pasar modal yang sangat memperhatikan prinsip syariah.
Pasar modal sudah menjadi salah satu alat investasi tinggi bagi masyarakat. Frederica menampik jika pasar modal hanya untuk orang kaya. “Itu salah besar. Sekarang sudah ada reksadana syariah pecahan Rp 100 ribu,” ujarnya.
Saat ini sudah ada sekitar 290 saham syariah dari total 479 saham di BEI. Ini berarti 60 persen dari total emiten BEI sudah syariah. Kapitalisasi pasar syariah mencapai sekitar Rp 2.600 triliun dari total Rp 4.500 triliun. Beberapa perusahaan sudah menerapkan sistem online trading syariah.
Belum lama ini, salah satu bank syariah, yaitu Bank Syariah Mandiri (BSM) menjadi pengadministrasi rekening nasabah di pasar modal syariah. Pasar modal Indonesia banyak didominasi asing namun hanya dalam hal kepemilikan. “Sebanyak 57 persen saham memang dimiliki asing tapi bukan berarti ini negatif,” kata dia. Tren tersebut justru menunjukkan bahwa para investor asing percaya pada pertumbuhan ekonomi dan pasar modal Indonesia.
Sekretaris Jenderal MES Syakir Sula mengatakan, masih banyak kendala terutama dalam mengomunikasikan produk pasar modal syariah, khususnya ke masyarakat bawah. Di daerah-daerah belum banyak yang menawarkan instrumen pasar modal syariah. Menurutnya, tidak ada transaksi derivatif dalam produk syariah. “Praktik di lapangan harus sesuai fatwa DSN-MUI,” ucap Syakir.
Pengamat ekonomi syariah, Muhammad Syafi'i Antonio, mengatakan, berdasarkan ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), untuk dapat dikatakan sebagai pasar modal syariah, saham yang dijual tidak boleh berkaitan dengan perusahaan makanan haram, hotel remang-remang, perusahaan terkait pornografi, dan terindikasi korupsi. “Ini kampanye yang sangat baik,” ujar Syafi'i Antonio. n qommarria rostanti ed: irwan kelana
Fakta tentang Pasar Modal Syariah:
*Pasar modal bukan hanya untuk orang kaya.
*Sudah ada reksadana syariah pecahan Rp 100 ribu.
*290 dari total 479 saham (60 persen) di BEI adalah saham syariah.
* Kapitalisasi pasar syariah Rp 2.600 triliun dari total Rp 4.500 triliun.
* Beberapa perusahaan sudah menerapkan sistem online trading syariah.
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.