REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengajukan empat nama kandidat Kapolri pengganti Jenderal Timur Pradopo. Keempat nama itu adalah Kepala BNN Anang Iskandar, Kepala Bareskrim Sutarman, Kepala Divisi TI Polri Anis Angkawijaya, dan Kapolda Metro Jaya Putut Eko Bayu.
Anggota Kompolnas Hamidah Abdurrahman mengatakan, keempat calon Kapolri tersebut akan segera melewati tahapan seleksi. Tahapan pertama adalah melapokan harta kekayaannya kepada KPK. “Ada empat (calon Kapolri) yang akan melaporkan harta kekayaannya. Ada Komjen Anang (Iskandar), Komjen Sutarman, Irjen Putut (Eko Bayu Seno), dan Irjen Anis Angkawijaya,” kata Hamidah kepada Republika, Senin (22/7).
Hamidah mengatakan, nama-nama calon Kapolri itu akan dipilih oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Setelah dipilih SBY, nama Kapolri akan menjalani uji kepatutan dan kelaikan di DPR.
Hamidah menilai, tidak ada calon kuat dari keempat nama calon Kapolri. Kalaupun dalam proses pelaporan harta kekayaan di KPK Anang mendapat giliran pertama, itu bukan berarti Kepala BNN adalah calon terkuat. “Hanya kebetulan dia yang pertama. Nanti, semua akan menjalani laporan harta kekayaan ke KPK. Dan yang terpilih, semua terpulang pada Presiden.”
Salah satu nama yang disebut Kompolnas, Komjen Anang Iskandar, sudah menyelesaikan pelaporan kekayaannya. Pada Senin (22/7), Anang mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melaporkan hartanya. Kedatangan Anang sebagai calon Kapolri pun mendapat konfirmasi dari KPK. “Klarifikasi LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) dalam kapasitasnya sebagai calon Kapolri,” kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha yang ditemui wartawan di KPK, Jakarta, Senin (22/7).
Priharsa menjelaskan, KPK memang telah menjadwalkan waktu untuk klarifikasi LHKPN untuk semua calon Kapolri di gedung KPK. Proses klarifikasi tersebut akan berlangsung mulai hari ini hingga pekan depan.
Anang sendiri tiba di gedung KPK pada pukul 09.20 WIB. Ia terlihat ditemani sejumlah pengawalnya saat mendatangi gedung KPK. Ia datang ke KPK tidak memakai baju seragam dinas kepolisian, tetapi memakai baju kemeja putih dan membawa sebuah dokumen di tangannya.
Saat para wartawan menanyakan terkait peluangnya untuk menjadi Kapolri, ia enggan memberikan komentar. Begitu tiba, ia langsung beranjak masuk ke lobi KPK. Selain itu, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mempersilakan SBY mempercepat pergantian Kapolri. Jabatan Jenderal Timur Pradopo yang seharusnya berakhir pada 2014 bisa segera dipercepat pada tahun ini.
DPR pun menunggu Presiden SBY segera mengirimkan nama calon Kapolri untuk secepatnya diproses. “Lazimnya memang menunggu pensiun. Tapi, kalau Presiden menginginkan penggantiannya sebelum pensiun, ya tidak apa-apa. Kita persilakan saja,” kata Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso.
Priyo mengaku belum mengetahui kapan Presiden SBY akan mengirim nama calon Kapolri. Bahkan, ia mendengar Presiden SBY akan mengirim calon Kapolri bersamaan dengan calon Panglima TNI. “Sebenarnya, bisa saja tidak bersamaan. Bisa kirim calon Kapolri terlebih dahulu,” ujarnya.
DPR tidak akan mempersoalkan nama yang diusulkan Presiden SBY. “Sejauh nama calon yang diserahkan adalah calon yang kredibel maka DPR akan memprosesnya. Dan, setahu saya nama yang beredar adalah calon-calon yang bagus,” kata Priyo.
Sebelumnya, dua nama jenderal bintang tiga Polri, Anang Iskandar dan Sutarman, selalu disebut sebagai kandidat kuat calon Kapolri. Namun, dua nama jenderal bintang dua, Anis Angkawijaya dan Putut Eko Bayu Seno, kini mencuat sebagai pesaing dua jenderal bintang tiga tersebut. Putut sendiri bukan nama asing bagi SBY. Ini mengingat Putut adalah mantan ajudan Presiden. n gilang akbar prambadi/bilal ramadhan ed: abdullah sammy
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.