REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Orang-orang kantoran semakin tertarik untuk berdiam diri di masjid, beriktikaf. Kepala Satuan Operasional (KSO) Masjid Baitul Ihsan, Bank Indonesia (BI), Fahrul Razi mengatakan, pada sepuluh hari terakhir Ramadhan ini banyak dari mereka memilih menginap di masjid.
Seperti tahun sebelumnya, pada Ramadhan tahun ini Baitul Ihsan juga menggelar Iktikaf Eksekutif. Menurut dia, ini hanya istilah saja supaya menarik minat orang-orang kantoran menjalani iktikaf. Dan ternyata cukup membeludak peminatnya.
’’Ada karyawan dan pejabat BI juga eksekutif di luar BI,’’ kata Fahrul, Senin (29/7). Mereka yang sudah berniat beriktikaf, selepas jam kantor tak lantas pulang ke rumah. Mereka langsung menuju Baitul Ihsan dan menjalani serangkaian kegiatan.
Mereka mengikuti shalat Tarawih kemudian mendengarkan tausiyah dari sejumlah ustaz. Dilanjutkan tadarus Alquran hingga pukul 23.30 WIB. Pada pukul 02.00 WIB mereka bangun menjalankan shalat malam dengan bacaan tiga juz Alquran. Pelaksanaan shalat ini berlangsung hingga masuk waktu sahur. Lalu mereka makan sahur. Kegiatan dilanjutkan dengan menunaikan shalat Subuh dan kuliah tujuh menit. Fahrul mengatakan, mereka membawa baju ganti dan pagi harinya langsung berangkat ke kantor masing-masing.
Ia menambahkan, ada beberapa karyawan dari sejumlah kantor ikut bergabung melaksanakan iktikaf di Baitul Ihsan. Indosat misalnya, kata Fahrul, mengirimkan surat yang menyatakan bahwa sejumlah karyawannya akan ikut beriktikaf. Fahrul menuturkan, kegiatan semacam ini memang jarang dilakukan masjid perkantoran lainnya.
Panitia iktikaf Masjid Baitul Ihsan, Sunarto Tasim mengungkapkan pelaksanaan iktikaf setiap tahun diramaikan sebagian besar jamaah dari luar BI. Ruangan masjid yang luas dan nyaman membuat minat untuk menjalani ibadah ini terus meningkat. Ia mengungkapkan, rata-rata biasanya ada 1.000 hingga 1.500 jamaah yang bergabung di Baitul Ihsan. Jumlah ini, menurut data di panitia, terus melonjak terutama di malam-malam ganjil hingga lima hari di akhir bulan Ramadhan.
"Puncaknya di tanggal 27 Ramadhan, jumlah mereka yang beriktikaf bisa mencapai 2.000 hingga 3.000 jamaah," ujar Sunarto. Dari seluruh jamaah yang beriktikaf, hanya sekitar 400-an orang saja yang berasal dari karyawan BI. Dari hasil kuesioner, jamaah merasa nyaman.
Hasbu Rosyad, salah seorang jamaah iktikaf, mengakui memang ada rasa nyaman di Masjid Baitul Ihsan. Ia mengakui, sangat banyak kegiatan ibadah yang ditawarkan bagi jamaah. Kegiatan itu teratur dan terorganisasi dengan baik. Sehabis Tarawih dan selepas shalat Subuh pun kajian agama masih diadakan. Dan, salah satu yang ditunggu Rosyad adalah shalat malam. ’’Shalat malam disertai bacaan Alquran hingga tiga juz. Saya sangat menikmatinya.’’
Selain itu, kata dia, pelayanan panitia kepada jamaah iktikaf sangat baik. Mulai dari berbuka puasa, makan malam, hingga sahur, semua disediakan panitia. Rosyad mengatakan, sebelum aktif iktikaf di Baitul Ihsan, ia sempat menjalaninya di masjid lain. Namun, akhirnya Rosyad setiap tahun berlabuh di Baitul Ihsan. Di sana, kata dia, suasananya nyaman. n amri amrullah ed: ferry kisihandi
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.