REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Rr Laeny Sulistyawati
Harga sejumlah komiditas pangan belum banyak terkoreksi setelah Lebaran. Harga-harga pangan seperti cabai, bawang merah, dan daging sapi masih belum kembali ke harga normal sebelum kenaikan menjelang Lebaran lalu.
Namun demikian, Kementerian Perdagangan (Kemendag) meyakini, harga pangan akan segera turun menyusul mulai berdatangannya pangan impor.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Bachrul Chairi menyatakan, cabai, bawang merah, dan sapi potong impor telah masuk ke Indonesia sebagai upaya untuk menurunkan harga komoditas-komoditas tersebut.
Menurut Bachrul, alokasi impor cabai sebanyak 9.715 ton untuk periode II (Juli-Desember) 2013. “Dari alokasi itu, cabai yang sudah masuk Indonesia sampai Jumat (16/8) pekan lalu sebanyak 300 ton,” katanya di Jakarta, Ahad (18/8).
Namun demikian, Bachrul mengakui, kedatangan cabai impor meleset dari rencana pemerintah. Sebelumnya, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan, cabai dan bawang merah impor akan tiba di Indonesia pada akhir Juli 2013 atau sebelum Idul Fitri beberapa waktu lalu.
Kemendag beralasan, keterlambatan datangnya cabai impor akibat anomali cuaca yang terjadi di Benua Asia. Akibatnya, suplai cabai di dunia menjadi kurang. Tidak hanya itu, Bachrul melanjutkan, negara Cina yang diharapkan sebagai pasokan utama cabai impor ke Indonesia ternyata menghadapi banjir besar.
Kemudian, pasokan cabai negara-negara yang diharapkan dapat mengimpor cabai ternyata belum panen sepenuhnya. Dengan kata lain, panen yang dialami negara-negara tersebut masih panen di tahap awal. “Sehingga, impor cabai yang semula berasal dari Cina dan Vietnam, kini telah kami ganti dari Thailand dan Vietnam,” kata Bachrul.
Bachrul berharap, cabai impor sebanyak 2.500 ton sudah masuk ke Indonesia pada awal September 2013. Suplai cabai impor juga diharapkan dapat mencukupi kebutuhan cabai masyarakat, sehingga harga cabai di domestik bisa turun.
Hingga kemarin, sekitar 3.000 ton bawang merah juga sudah masuk Indonesia. Ribuan ton bawang merah itu membanjiri Indonesia hingga akhir Agustus. “Mulai awal bulan lalu juga sudah ada 1.500 ton bawang lokal yang panen,” ucapnya.
Mengenai stabilisasi harga daging sapi, Bachrul menuturkan, ada 15 ribu ekor sapi potong yang tiba Selasa (20/8). Sebelumnya, sebanyak 8.990 ekor sapi potong impor telah masuk di Indonesia. Jumlah itu merupakan sebagian dari alokasi impor sapi potong sebanyak 25 ribu ekor.
Kebijakan Kemendag dalam jangka pendek adalah kemampuan mengisi sapi bakalan dan sapi siap potong sampai akhir Desember 2013. Kemendag pun mengusulkan akselerasi impor sapi. “Nah, izin alternatif akselerasi yang kita usulkan itu belum keluar dari Kementerian Pertanian (Kementan),” katanya.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Srie Agustina mengklaim, impor pangan sangat efektif untuk menurunkan harga komoditas. “Percaya tidak kalau kita tidak impor, maka harga daging di atas Rp 100 ribu per kilogram (kg).”
Dengan masuknya sapi potong impor ke rumah potong hewan (RPH) maka harganya menjadi Rp 30 ribu per kg. Kalau harga daging di RPH Rp 31 ribu per kg, kemudian daging karkas harganya dua kali lipat atau Rp 62 ribu per kg, ditambah biaya operasional serta transportasi para agen pedagang besar sekitar Rp 15 ribu per kg, plus keuntungan pedagang pasar Rp 5 ribu per kg, maka harga sapi akan normal. “Jadi, harganya Rp 81 ribu per kg. Itu harga normal,” tuturnya.
Srie optimistis harga daging sapi masih bisa ditekan di bawah Rp 80 ribu atau sesuai target Kemendag yaitu Rp 75 ribu sampai Rp 76 ribu per kg. “Insya Allah bisa, tetapi memang butuh proses,” ucapnya.n ed: eh ismail
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.