REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Endriartono Sutarto dinonaktifkan dari jabatannya dan terancam dipecat sebagai kader. Kebijakan partai itu terkait rencana keikutsertaan mantan panglima TNI tersebut dalam Konvensi Calon Presiden (Capres) Partai Demokrat.
“Dia sudah dinonaktifkan dari Ketua Dewan Pertimbangan. Tapi, belum resmi,” kata Sekretaris Jenderal DPP Nasdem Rio Capella ketika dihubungi Republika, Selasa (20/8). Rio menyatakan, Nasdem menonaktifkan Endriartono karena tidak ingin kerja partai terganggu.
Menurutnya, menjelang Pemilu 2014, partai membutuhkan konsentrasi penuh para pengurus partai. Keikutsertaan Endriartono di konvensi dikhawatirkan tidak membuatnya fokus bekerja memenangkan Nasdem. “Orang yang ikut konvensi itu, kan harus full,” ujar Rio.
Nasdem, kata Rio, tidak merasa kehilangan dengan keikutsertaan Endriartono dalam konvensi capres Demokrat. Menurut Rio, konsolidasi Nasdem tetap terjaga dan terus berjalan. Dia juga menyatakan, ada kemungkinan Nasdem akan memecat Endriartono sebagai kader. “Kemungkinan diberhentikan sebagai kader ada,” katanya.
Di pihak lain, Sekretaris Komite Konvensi Capres Demokrat Suady Marasabessy menolak partainya dianggap membajak Endriartono dari Nasdem. Menurutnya, keinginan Endriartono maju dalam konvensi berasal dari kesadaran Endriartono sendiri. Demokrat, kata Suady, hanya melakukan sosialisasi bahwa Konvensi Capres Demokrat terbuka bagi kader partai maupun nonpartai. “Kita tidak membajak,” ujarnya.
Suady menyatakan, berdasarkan aturan konvensi, setiap kader partai lain yang mengikuti konvensi capres Demokrat mesti nonaktif dari struktur kepengurusan. Menurutnya, Nasdem mesti bangga dengan pilihan Endriartono mengikuti konvensi. Pasalnya, boleh jadi Endriartono bakal terpilih menjadi capres pada Pemilu 2014. Endriartono telah beberapa kali mengungkapkan kemungkinan dirinya mengikuti konvensi. Dia juga mengatakan telah mendapat undangan dari Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat Jero Wacik.
Selain itu, pengamat politik Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti mengkritik sistem rekrutmen peserta konvensi capres Demokrat terkait dinonaktifkannya Endriartono. Menurutnya, mekanisme rekrutmen peserta konvensi merugikan calon non-Demokrat. “Cara Demokrat tidak elegan,” kata Ray, kemarin.
Ray menyayangkan aturan konvensi yang mengharuskan peserta dari partai selain Demokrat nonaktif. Menurutnya, jika mekanisme ini ingin diberlakukan mestinya Demokrat tidak menerapkan sistem undangan mengikuti konvensi kepada kader partai lain.
Ray menyatakan, jika Demokrat ingin kader partai lain yang mengikuti konvensi nonaktif, semestinya mekanisme perekrutan dilakukan melalui sistem pendaftaran. Dengan begitu, aturan yang diberlakukan demokrat bersifat opsional. “Kalau mengundang mestinya tidak merugikan orang yang diundang,” ujarnya.
Aturan yang diberlakukan Demokrat pada akhirnya akan merugikan partai yang kadernya ikut konvensi. Mau tidak mau situasi internal akan bergejolak karena ditinggalkan tokoh partai. Demokrat pun akhirnya terkesan ingin memecah partai yang kadernya ikut konvensi.
Di sisi lain, kata Ray, Demokrat justru mendapat keuntungan. Citra mereka di mata publik akan naik karena konvensi diiukuti tokoh-tokoh lintas partai. “Kesan yang ditangkap partai ini terbuka,” ujarnya.
Para kader partai non-Demokrat yang ingin mengikuti Konvensi Capres Demokrat, menurut Ray, sebaiknya berpikir ulang. Pasalnya, dengan aturan konvensi yang tidak jelas mereka bisa menjadi korban strategi pencitraan Demokrat. n m akbar wijaya ed: fitriyan zamzami
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.