REPUBLIKA.CO.ID, Kehadiran anak selalu dinantikan pasangan yang sudah menikah. Begitu pula yang diharapkan Bagus Prasnawira (37 tahun) dan Enita Fentrikana. Pasangan yang menikah sejak 2010 ini berharap segera memiliki seorang momongan. Namun, Tuhan berencana lain. Bagus dan Enita tidak hanya dianugerahi satu bayi, tapi lima sekaligus. Enita melahirkan lima bayi kembar di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita, Grogol, Jakarta Barat, Selasa (20/8) pagi.
Empat bayi laki-laki dan satu bayi perempuan. Kelima bayi mungil itu lahir prematur. Empat bayi memiliki berat 400 gram dan satu bayi 300 gram. Saat melahirkan, usia kandungan sang ibu hanya enam bulan. “Melahirkannya dengan cara cesar,” kata Bagus, Rabu (21/8).
Meski dalam kondisi prematur, Bagus dan Enita tetap dihinggapi perasaan bahagia yang sulit dilukiskan dengan kata-kata. Keduanya tidak menyangka akan memiliki lima bayi sekaligus. Bagus menikahi Enita pada 2010. Seperti halnya pasangan lain, Bagus dan Enita berharap kehadiran buah cinta mereka. Keduanya menunggu hingga dua tahun, namun tangis bayi belum juga hadir dalam kehidupan rumah tangga mereka.
Pada 2012, Bagus dan Ernita memutuskan mengikuti program Teknologi Reproduksi Berbantu Rumah Sakit Harapan Kita. Program yang digelar oleh RSAB Harapan Kita itu kerap membantu pasangan suami istri yang kesulitan memiliki keturunan. Mereka menggunakan sejumlah metode pembuahan. Tak lama kemudian, Enita dinyatakan hamil oleh dokter. Bagus menuturkan, Enita juga rajin mengonsumsi obat penyubur selama mengikuti program tersebut. Ternyata, obat penyubur itu dapat membuat lima sel telur dalam tubuh Enita matang secara bersamaan.
Karena itu, pasangan ini sudah mengetahui bahwa mereka akan mendapatkan lima bayi kembar sejak Enita hamil. Enita menjalani masa-masa kehamilan dengan normal meski bobot lima bayi dalam rahim menyulitkan geraknya.
Pada usia kandungan enam bulan, Enita mengalami pendarahan. Karena itu, dokter memutuskan untuk melakukan tindakan operasi cesar. Kelima bayi yang belum memiliki nama tersebut telah memiliki organ tubuh yang lengkap.
Hanya saja, karena lahir prematur, bobot tubuhnya sangat kecil dan kondisinya lemah. Bayi yang paling besar beratnya hanya 400 gram. Kelima bayi itu pun akhirnya harus menjalani perawatan di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) atau ruang ICU untuk bayi.
Bahkan, Bagus dan Enita harus merelakan kepergian satu dari lima bayinya. Salah satu anak dari pasangan yang tinggal di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, ini meninggal pada Selasa (20/8) pukul 22.00 WIB.
Bayi mungil itu meninggal dunia karena kondisinya terus melemah sejak dilahirkan. Bayi yang kemudian diberi nama Muhammad Hafidz itu dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Rabu (21/8) siang.
Hingga kemarin, empat bayi lainnya masih harus berjuang melewati kondisi kritis. Direktur Medis dan Keperawatan Rumah Sakit Anak Bunda Harapan Kita Didi Danukusumo mengatakan, empat bayi itu masih berada di ruang NICU karena membutuhkan alat bantu pernapasan.
Dia menambahkan, kondisi empat bayi mungil itu masih sangat lemah. Karena lahir prematur, organ tubuh mereka belum matang. “Kami masih berjuang untuk melewati masa kritis tujuh hari untuk bayinya," ujar Didi. Kondisi Enita sudah berangsur-angsur membaik. Didi menjelaskan, Enita masih berada di ruang perawatan Seruni yang berada di lantai dua RSAB Harapan Kita.
Didi menambahkan, kembar lima bukanlah pertama kalinya terjadi di RSAB Harapan Kita. Pada 2002, juga pernah ada pasien yang melahirkan bayi kembar lima. "Tapi, bayinya lebih besar dan semuanya hidup," kata dia. n c01 ed: ratna puspita
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.