REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kredibilitas Komite Konvensi Partai Demokrat (PD) mulai dipertanyakan. Ini menyusul dugaan kinerja komite yang dinilai kurang transparan dan terlalu banyak menerima titipan nama untuk dimasukkan daftar peserta calon konvensi.
Sekretaris Tim Mahfud MD, Imam Marsudi, mengatakan bahwa konvensi terkesan diobral. “Asal orang menitipkan nama ke Komite langsung diumumkan sebagai peserta,” kata Imam, Kamis (22/8).
Semestinya, Imam melanjutkan, komite memiliki standar pertimbangan mendasar dalam mempertimbangkan seseorang yang layak diundang untuk mengikuti konvensi. Setidaknya, kata dia, memenuhi unsur ketokohan, hasil survei yang tinggi, dan rekam jejak yang jelas. Imam menegaskan, pihaknya mulai meragukan kualitas kerja para komite jika melihat kondisi tersebut. “Padahal, dari awal Partai Demokrat memastikan bahwa komite akan berkerja secara profesional,” ujarnya.
Namun demikian, dia tidak bisa memastikan apakah Mahfud MD batal mengikuti konvensi tersebut setelah melihat situasi terakhir komite dalam menjaring atau membidik para calon peserta. “Yang jelas bahwa kondisi ini nanti akan kita kaji kembali sebelum Bapak (Mahfud) mengeluarkan keputusan akhir,” katanya.
Wakil Ketua Majelis Tinggi PD Marzuki Alie meminta komite konvensi calon presiden PD profesional. Salah satu yang terpenting, menurut Marzuki, menyangkut mekanisme penetapan peserta konvensi. “Anggota komite jangan bicara atas nama pribadi,” kata Marzuki.
Marzuki membantah kritiknya ditujukan kepada para peserta konvensi yang telah disebutkan. Dia menggarisbawahi kritik ini murni menyangkut mekanisme. “Bukan bicara peserta, tapi mekanisme,” ujarnya. Kritik itu sendiri, menurut Marzuki, sudah disampaikan kepada komite konvensi. Marzuki menyatakan komite menyambut positif kritiknya. “Sudah tadi malam komunikasi. Mereka merespon positif,” katanya.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar Priyo Budi Santoso memaklumi jika politisi senior PD Marzuki Alie memberikan sejumlah kritik terhadap konvensi calon presiden dari PD. “Kelihatannya konvensi ini ditawarkan ke semua orang atau diobral,” katanya.
Priyo juga mengaku merasa kehilangan jika Jusuf Kalla (JK) memutuskan ikut Konvensi Demokrat. :Kami butuh beliau untuk bersama-sama memenangkan Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden 2014,” katanya. Namun, Priyo menyadari kalau JK adalah tokoh nasional. “Jika Pak JK memutuskan untuk ikut konvensi karena diundang Demokrat maka tidak boleh dilarang,” kata Priyo. n indah wulandari/muhammad akbar wijaya/dyah ratna meta novia ed: muhammad fakhruddin
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.