REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha MIlik Negara (BUMN) berencana menggabungkan PT Sucofindo (Persero) dan PT Surveyor Indonesia (PT SI) (Persero). Saat ini, proses persiapan merger yang dilakukan sejak Maret 2013 sudah mencapai 85 hingga 90 persen.
Direktur Utama PT Sucofindo Fahmi Sadiq menyatakan, penggabungan kedua perusahaan ini bertujuan meningkatkan skala bisnis dan daya saing perusahaan milik negara di bidang jasa inspeksi, pengujian, dan sertifikasi, baik di pasar dalam negeri maupun regional. "Dengan penggabungan ini, peranan Indonesia dalam rantai perdagangan internasional dan regional akan semakin kuat," ujarnya, Selasa (27/8).
Fahmi mengatakan, Indonesia akan menghadapi era pasar bebas ASEAN pada 2015. Artinya, berbagai perusahaan surveyor asing di Indonesia akan bebas memasuki pasar. Untuk menghadapi kompetisi itu, kedua perusahaan harus bersatu sehingga perseroan dapat menguasai minimal 70 hingga 80 persen pangsa pasar di Indonesia. Dia berharap aksi korporasi ini bisa dituntaskan pada September.
Dalam proses merger, kata Fahmi, pihaknya telah menetapkan lima sasaran strategis. Pertama, yakni meningkatkan skala bisnis dan memperkuat struktur organisasi perusahaan. Sucofindo akan terus mengembangkan jenis layanan pemastian, baik bagi pelanggan swasta maupun pemerintah, serta mengembangkan titik pelayanan di kawasan regional.
Kedua perusahaan saat ini memiliki keunggulan masing-masing yang bila digabung akan mampu memperkuat jasa-jasa yang telah ada dan mengembangkan lebih banyak lagi jasa baru yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan industri dan perdagangan Indonesia. Sistem manajemen dan manajemen risiko diikuti upaya meningkatkan reputasi perusahaan menjadi langkah strategis ketiga.
Keempat, perluasan jaringan operasional dan titik layanan di dalam negeri maupun di kawasan regional. Sasaran kelima, yakni PT Sucofindo setelah penggabungan akan memberikan kontribusi laba bersih sebesar Rp 250 miliar bagi pendapatan negara. "Kami optimistis akan mencapai sasaran strategis itu," ucapnya.
Berdasarkan laporan kinerja keuangan hingga Juli 2013, PT Sucofindo berhasil meraih total pendapatan Rp 886,21 miliar atau 87,6 persen dari anggaran. Total pendapatan tersebut tumbuh 16,2 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Sekitar 90 persennya berasal dari swasta. Hingga akhir tahun, total pendapatan ditargetkan mencapai Rp 2 triliun. Sementara itu, laba bersih per Juli 2013 mencapai Rp 40,41 miliar atau 97,3 persen dari anggaran, naik 73,5 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Fahmi mengatakan, beberapa tantangan yang akan dihadapi dalam merger ini, di antaranya masalah sumber daya manusia (SDM), sistem, dan operasional kontrak-kontrak yang sudah berjalan.
PT Sucofindo memiliki 72 jenis jasa utama di 65 titik layanan yang terdiri dari 33 kantor cabang dan 32 kantor unit pelayanan yang tersebar di seluruh Indonesia. Sementara, PT SI memiliki delapan titik layanan. "Setelah penggabungan, jaringan pelayanan akan semakin kuat," ujarnya. n qommarria rostanti ed: fitria andayani
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.