Kamis 29 Aug 2013 02:47 WIB
Blue Economy

Blue Economy Buka Banyak Lapangan Kerja Baru

Rokhmin Dahuri
Rokhmin Dahuri

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Zaky Al Hamzah

TARAKAN -- Mahasiswa yang menimba ilmu di perguruan tinggi (PT) daerah pesisir laut dan pulau perbatasan didorong untuk menjadi wirausaha (entrepreneurship), khususnya pada sektor perikanan dan kelautan. Alasannya, sektor ini membutuhkan banyak sumber daya manusia (SDM) berkualitas.

Sektor kelautan atau dikenal dengan konsep ekonomi biru (blue economy) diprediksi mampu membuka lapangan pekerjaan dalam jumlah besar. Dengan fokus pada pengembangan sektor kelautan dan perikanan, pemerintah seharusnya tidak perlu mengirimkan tenaga kerja Indonesia (TKI) ke sejumlah negara. "Karena sektor ini saja mampu menyerap banyak lapangan kerja," ujar Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) yang juga mantan menteri Kelautan dan Perikanan Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri dalam kuliah umum Masa Perkenalan Kehidupan Mahasiswa (Mapehima) Universitas Borneo Tarakan angkatan XIII 2013/2014 di gedung Rumah Susun Mahasiswa (Rusunawa) Universitas Borneo Tarakan, Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (26/8).

Rokhmin memaparkan, Indonesia memiliki wilayah laut yang jauh lebih luas atau 75 persen dari wilayah daratnya. Dengan potensi sumber daya kelautan dan perikanan (SDKP) yang besar, ekonomi kelautan merupakan keunggulan komparatif yang dapat ditransformasikan menjadi keunggulan kompetitif bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan. 

Ia menjabarkan dua alasan utama ekonomi kelautan sebagai keunggulan komparatif dan kompetitif Indonesia. Pertama, Indonesia merupakan negara maritim dan kepulauan terbesar di dunia. Tiga perempat wilayahnya berupa laut (termasuk ZEE) dengan 13.466 pulau dan garis pantai 95.181 kilometer (km) atau terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. 

Kedua, jelas Rokhmin, wilayah pesisir dan lautan mengandung berbagai jenis SDA dan jasa lingkungan (jasling) yang potensinya sangat besar, tetapi sekarang belum dimanfaatkan secara optimal.

Potensi ekonomi laut

Dalam penelitiannya, Rokhmin menjabarkan, total potensi ekonomi dari 11 sektor kelautan Indonesia adalah 1,2 triliun dolar AS per tahun tujuh kali lipat nilai APBN 2013 (yang sebesar Rp 1.600 triliun = 170 miliar dolar AS) atau 1,2 PDB nasional saat ini. "Sektor ini mampu membuka lapangan kerja sekitar 40 juta orang atau sepertiga angkatan kerja nasional," ujarnya.

Bila kesebelas sektor ini dikerjakan dengan serius, menurut dia, pemerintah dipastikan menyetop pengiriman TKI ke sejumlah negara. Pemerintah juga mampu melunasi seluruh utang-utangnya.

Dari pemanfaatan laut saja, Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pangannya atau menjadi lumbung pangan dunia. Secara potensi, produksi perikanan di Indonesia adalah yang terbesar di dunia atau sekitar 65 juta ton per tahun. Namun pada 2011, baru dimanfaatkan sebesar 13,62 juta ton atau 21 persen. Bandingkan, lanjutnya, dengan total produksi perikanan dunia pada 2011, yakni sebanyak 154 juta ton.    

Dari sektor pangan, produk yang bisa dihasilkan ada empat bidang: perikanan tangkap (capture fisheries), perikanan budi daya (aquaculture), bioteknologi, dan nanoteknologi. "Dari keempatnya tersebar menjadi 11 sektor ekonomi kelautan yang nilai ekonominya seperti saya sebutkan tadi," katanya.

Potensi ekonomi yang sangat besar lagi, kata Rokhmin, adalah pengelolaan pariwisata bahari, energi dan sumber daya mineral, industri dan jasa kemaritiman, serta optimalisasi logistik.

Rektor Univesitas Borneo Tarakan (UBT) Profesor Dr Bambang Widigno menyatakan, pihaknya siap mencetak para lulusan yang berwawasan pengembangan sektor kelautan dan perikanan. Sebab, wilayah Provinsi Kaltara dikelilingi laut dan areanya sangat cocok untuk budi daya ikan darat.

Sejak lepas dari Kalimantan Timur, Provinsi Kaltara terdiri dari satu kota administratif dan empat kabupaten, yakni Kota Tarakan, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung. UBT merupakan perguruan tinggi negeri pertama yang ada di Kalimantan Utara.

Penjabat sementara (Pjs) Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie, mengharapkan lulusan universitas ini mampu menjadi pengusaha, khususnya pada sektor kelautan dan perikanan sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan.

Dari Universitas Borneo ini, kata dia, nantinya akan melahirkan para sarjana yang diyakini akan mampu berkontribusi dalam pembangunan daerah. "Dan, kalian adalah orang-orang yang akan membawa Tarakan dan Kalimantan Utara lebih maju lagi,” ujar Irianto di hadapan ribuan mahasiswa baru. n zaky al hamzah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement