Sabtu 31 Aug 2013 02:54 WIB
Suap Impor Daging Sapi

Utusan Misterius Presiden

  Putra Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hilmi Aminuddin, Ridwan Hakim usai menjalani pemeriksaan di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Senin (25/2).   (Republika/Yasin Habibi)
Putra Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hilmi Aminuddin, Ridwan Hakim usai menjalani pemeriksaan di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Senin (25/2). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, Kasus dugaan suap kuota daging sapi impor yang menjerat Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq memasuki babak baru. Kali ini, nama-nama sejumlah pihak dikaitkan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam persidangan pada Kamis (29/8).

Adalah Ridwan Hakim, putra Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hilmi Aminuddin, yang mengungkit keberadaan “utusan” SBY saat bersaksi dalam persidangan, Kamis (29/8). Keterangan itu menyusul pemutaran rekaman pembicaraan antara terdakwa Ahmad Fathanah dan Ridwan.

Perbincangan itu membahas tunggakan senilai Rp 40 miliar dari Direktur Utama PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman terkait kuota impor daging sapi. Dalam pembicaraan itu, Fathanah menjelaskan baru saja menghubungi Maria. "Udah beres. 40 kok lebih dikirim lewat Sengman dan Hendra," kata dia.

Kala ditanya hakim soal siapa sebenarnya Sengman, kesaksian Ridwan jadi menarik. "Sengman ini setahu saya utusannya Pak Presiden biasanya, kalau datang ke PKS," kata Ridwan menjawab pertanyaan hakim. Saat ditanya mengenai presiden yang mana, Ridwan mengatakan Presiden SBY.

Ketua DPR Marzuki Alie yang juga anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat menyinggung sempat bertemu Sengman. Menurut Marzuki, pertemuannya dengan Sengman terjadi di Palembang. Seingatnya, Sengman adalah pengusaha properti di kota tersebut. "Saya kenal di Palembang, kemudian tidak terlihat (lagi) karena hotel yang dimiliki sudah dijual," kata Marzuki di Kompleks Parlemen Senayan, Jumat (30/8).

SBY diketahui sempat ditugaskan di Palembang saat masih aktif di TNI AD. Ia ditunjuk sebagai panglima Daerah Militer Sriwijaya dari 1996 sampai 1997. Kendati demikian, Marzuki tak bisa memastikan apakah Sengman mengenal SBY atau tidak.

Kedekatan antara SBY dan Sengman juga terendus dalam laman reskrimum.metro.polri.go.id. Dalam situs maya tersebut, terekam jadwal resepsi pernikahan Karen Tjahja yang diduga merupakan putri dari Sengman dan Slandy Karlam. Resepsi tersebut diselenggarakan di Hotel Mulia, Jakarta Pusat, pada 30 Oktober 2008. Tertulis juga, acara pernikahan akan dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Negara.

Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha menegaskan, tak ada utusan presiden bernama Sengman. “Kecuali kalau presiden yang lain. Kan presiden banyak sekarang,” ujarnya, Jumat (30/8). Soal kesaksian bahwa Sengman adalah utusan SBY, kata Julian, mesti dilihat lebih lanjut dalam lanjutan proses hukum di pengadilan.

Selain Sengman, nama Bunda Putri ketika jaksa penuntut umum memutarkan rekaman pembicaraan antara Ridwan dan terdakwa Luthfi Hasan Ishaaq. Perbincangan lewat telepon itu terjadi pada 28 Januari 2013 ketika Luthfi masih menjabat sebagai presiden PKS. Saat itu, Ridwan tengah berada di tempat Bunda Putri.

Setelah beberapa lama, Ridwan memberikan teleponnya pada Bunda Putri. Luthfi langsung berbicara dengan sosok wanita itu. Nama-nama panggilan dan bersandi berseliweran dalam pembicaraan.

Di antaranya Pak Lurah, Pak Tan, Mas Bud, Dipo, dan Haji Susu. "Ini nanti kalau Maret ada reshuffle, ya udah aja nanti saya ngomong sama Pak Lurah. Bener apa yang kamu bilang tentang Haji Susu itu. Udah babat aja, reshuffle aja. Pusing kepalaku, udah gituin aja aman," kata Bunda terdengar dalam rekaman.

Ridwan mengaku tak paham saat ditanyai identitas nama-nama dalam rekaman. Mengenai sosok Bunda Putri, Ridwan mengatakan dia adalah mentor bisnisnya. Setahu Ridwan, Bunda Putri merupakan pengusaha perkebunan pinang di Kalimantan.

Ridwan juga mengatakan, Luthfi mengenal Bunda Putri dan beberapa kali keduanya bertemu. Termasuk ketika Bunda Putri meminta Luthfi datang ke kediamannya untuk menjelaskan penangkapan Ahmad Fathanah. n irfan fitrat/a syalabi ichsan/m akbar wijaya/esthi maharani ed: fitriyan zamzami

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement