REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak disebut-sebut sebagai utusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam sidang kasus dugaan suap kuota impor sapi, nama Sengman mengemuka. Sejumlah pihak melayangkan pendapat atas siapa sesungguhnya sosok tersebut.
Yang terkini adalah mantan menteri keuangan Rizal Ramli. “Sebetulnya saya kasihan juga sama Sengman. Dia kenal dekat dengan SBY dan keluarganya. Sekarang Istana bilang tidak kenal Sengman,” kata Rizal, Selasa (4/9). Menurutnya, Sengman punya banyak jasa terhadap SBY dan keluarganya. Menurutnya, Sengman ini adalah backing SBY pertama kali secara finansial.
Kedekatan Sengman dengan SBY, kata Rizal, terjalin sejak lama. Dari penelusurannya, banyak narasumber di Palembang menyebutkan Sengman mengenal SBY jauh sebelum menjadi presiden. Sengman merintis persahabatan sejak SBY menjabat panglima Daerah Militer Sriwijaya pada 1996-1997. Ketika itu Sengman adalah pengusaha di Kota Pempek.
Persahabatan keduanya, menurut Rizal, paling tidak diketahui saat Sengman menghadiri wisuda Agus Harimurti, anak sulung SBY, di Nanyang Technological University, Singapura, Juli 2008. Presiden SBY juga hadir pada resepsi pernikahan anak Sengman bernama Karen Tjahja dengan Slandy Karlam di Grand Ballroom Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Oktober 2008.
Nama Sengman muncul dalam rekaman pembicaraan antara terdakwa kasus dugaan korupsi penambahan kuota impor daging sapi, Ahmad Fathanah, dengan Ridwan Hakim, putra Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hilmi Aminuddin. Rekaman pembicaraan dalam persidangan itu terkait tunggakan Rp 40 miliar dari Direktur Utama PT Indoguna Maria Elizabeth Liman ke Hilmi.
Dalam pembicaraan itu, Fathanah menjelaskan baru saja menghubungi Maria. “Udah beres. 40 kok lebih dikirim lewat Sengman dan Hendra,” kata dia. Kala ditanya hakim soal siapa sebenarnya Sengman, Ridwan menjawab Sengman adalah utusan SBY. Fathanah yang disidang pada hari berikutnya berkeras tak mengenal Sengman.
Sehubungan dengan pernyataan Ridwan, Rizal Ramli minta KPK dan Pengadilan Tipikor segera melakukan klarifikasi. “Perkara hadiah jam tangan dan mobil dari Fathanah kepada perempuan-perempuan saja sampai heboh, masak untuk urusan duit Rp 40 miliar lebih yang disebut diberikan kepada (utusan) SBY tidak diklarifikasi?” kata Rizal.
Menurutnya, tindak lanjut terhadap kesaksian soal Sengman bisa mencerminkan sejauh mana KPK menyelesaikan kasus-kasus yang lain. Semisal KPK berhasil mengungkap sosok Sengman, hal itu akan membuktikan keseriusan lembaga antirasywah tersebut menjerat pemain kelas kakap. Di pihak lain, KPK menjanjikan akan mengklarifikasi nama-nama baru dalam kasus pengaturan kuota impor daging sapi. Termasuk di antaranya nama Sengman.
Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan, klarifikasi nama-nama yang disebut dalam rekaman pembicaraan berpotensi mengungkap tuntas kasus impor sapi. "Kasus ini bisa berkembang bisa tidak. Tetapi, saksi jangan main-main. Ketika Anda diperiksa sebagai saksi, kemukakan semuanya. Kalau tidak, bisa disebut gertakan," kata Bambang.
Pihak Istana Negara telah membantah keterkaitan Sengman dengan SBY. Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha menegaskan, tak ada utusan SBY yang bernama Sengman. n bilal ramadhan/irfan fitrat ed: fitriyan zamzami
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.