Sabtu 07 Sep 2013 03:36 WIB

Kembalinya Magnificent Seven di Liga Italia?

Red: Zaky Al Hamzah
Liga Italia
Foto: topfootball.info
Liga Italia

REPUBLIKA.CO.ID, Di puncak kejayaannya, antara dekade 1990-an hingga awal 2000-an, Seri A Liga Italia dikenal sebagai kumpulan tim-tim tangguh yang dipimpin oleh 'Magnificent Seven'. Istilah tersebut mengacu pada tujuh klub kuat di kompetisi sepak bola tertinggi di Negeri Pizza.

Ketika sinar Seri A mulai meredup dengan bangkitnya sepak bola Inggris melalui Liga Primer, Magnificent Seven ikut memudar. Tak ada lagi adegan saling mengalahkan antara tujuh tim yang terdiri dari Juventus, AC Milan, Inter Milan, AS Roma, Lazio, Fiorentina, dan Parma. Pertarungan memperebutkan scudetto kemudian didominasi oleh tiga klub yang lebih punya tradisi kuat, yakni Juventus, Inter, dan AC Milan.

Geliat pasar transfer Italia musim panas ini menunjukkan potensi kembalinya Magnificent Seven. Tak tanggung-tanggung, enam dari tujuh tim mantan penggawa Magnificent Seven berbenah habis-habisan. Target enam tim itu pun sama, scudetto. Belum lagi kekuatan lama yang mencoba bangkit lagi, Napoli.

Napoli punya proyek paling ambisius untuk mengakhiri puasa gelarnya sejak musim 1989/90. Manajemen klub berjuluk I Partenopei itu membelanjakan total 86,2 juta euro untuk berburu pemain baru. Pelatih sekaliber Rafael Benitez pun didatangkan untuk memenuhi misi tersebut.

AS Roma yang musim lalu finis di peringkat enam juga tak kalah jor-joran. Pasukan Serigala menghabiskan total 59,9 juta euro untuk menggantikan sejumlah pemain yang dilepas. Skuat Gialorossi kedatangan nama-nama mentereng, seperti Kevin Strootman, Gervinho, dan Maicon.

Fiorentina siap melanjutkan kebangkitannya musim lalu di bawah arahan Vincenzo Montella. Kehilangan Stevan Jovetic yang hengkang ke Manchester City, kekuatan La Viola dinilai tak akan mengalami penurunan. Sebab, Montella mendapat pengganti tak kalah berkualitas dalam sosok Mario Gomez. Sejumlah pemain baru, seperti Joaquin dan Josip Ilicic, bahkan akan semakin memperkuat skuat yang sudah ada.

Dua tim tradisional, Juventus dan Milan, cenderung berhemat kali ini. Meski begitu, keduanya tetap mampu mendatangkan nama besar. Juventus mendapatkan Carlos Tevez, sedangkan Milan memulangkan kembali Kaka dari Real Madrid.

Inter, meski tak mendaratkan pemain berlabel bintang, tak bisa dipandang sebelah mata. Tangan dingin pelatih Walter Mazzarri bisa menjadi ancaman bagi para rival. Hasil positif dalam dua laga perdana sedikit menggambarkan potensi kebangkitan Inter musim ini.

Di antara mantan penggawa Magnificent Seven yang kurang bermanuver di pasar transfer adalah Lazio. Namun, anak-anak asuh Vladimir Petkovic tetap layak ditakuti. Keberhasilan manajemen mempertahankan pemain-pemain pilar sudah merupakan capaian tersendiri.

Terakhir, nama Parma di slot terakhir Magnificent Seven barangkali layak diberikan pada Udinese. Bermodal ketajaman Antonio Di Natale, tim polesan Francesco Guidolin mampu bersaing di papan atas Seri A beberapa musim terakhir. Enam tim kuat lain tak akan bisa dengan mudah mencuri poin dari pasukan Zebrette. n adi wicaksono ed: endro yuwanto

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement