REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Ketegangan antara Cina dan Jepang mengenai sengketa wilayah kembali terjadi, Selasa (10/9). Laut Cina Timur selama ini melahirkan gejolak di antara dua negara. Cina menyatakan, kali ini negara tetangganya telah melakukan provokasi.
Mereka merujuk pada pernyataan pemerintah Jepang yang mungkin menempatkan pegawai pulau-pulau di Laut Cina Timur. Tujuannya untuk mempertahankan kedaulatan di pulau tersebut yang dianggap sebagai milik sah Jepang.
Hingga kini, sengketa pulau yang di Jepang dikenal dengan nama Senkaku dan di Cina dikenal sebagai Diaoyu itu belum tuntas. Jepang mengontrol wilayah itu, tapi Cina juga mengklaim sebagai pemilik. Rabu (11/9) setahun lalu, pemerintah Jepang membeli tiga pulau dari pemilik perseorangan.
Langkah tersebut memicu kemarahan Cina. Lalu, gelombang anti-Jepang pun marak. Pesawat dan kapal dua negara dihadirkan di pulau tersebut. Mereka saling mengejar. Banyak pihak khawatir kondisi itu akan melahirkan konflik secara terbuka. Dan, di malam peringatan setahun pembelian tiga pulau itu, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan sangat menyesalkan kapal Cina yang berulang kali masuk ke perairan itu. ‘’Padahal itu wilayah Jepang,’’ katanya menegaskan.
Pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe, kata Suga, tak bisa membiarkan hal itu. Namun, respons akan tetap dilakukan dalam keadaan tenang. Tentu saja, jelas dia, demi menjaga wilayah perairan dan udara milik Jepang. Jepang, tambah dia, tak akan sudi membiarkan kedaulatannya tergadaikan. Ketika ditanya apakah ada kemungkinan pemerintah menempatkan pegawainya di sana, Suga menegaskan, ’’Itu adalah salah satu pilihan yang bisa diambil.’’
Menteri Pertahanan Itsunori Onodera mengatakan, penjagaan dilakukan pada peringatan satu tahun pembelian tiga pulau tersebut. Ia menuturkan, 11 September adalah hari yang memantik ketegangan antara Jepang dan Cina. Jadi, memerlukan penjagaan ketat.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hong Lei, menanggapi serius pernyataan Suga. ‘’Kami siap tak akan begitu saja melepaskan kedaulatan dan tak akan menoleransi provokasi yang menodai kedaulatan Cina,’’ katanya dalam konferensi pers. Jika Jepang berkeras menggelar provokasi, kata Hong, Jepang akan menerima konsekuensinya.
Pada Selasa, penjaga pantai Jepang mengungkapkan, tujuh kapal patroli Cina memasuki wilayahnya. Namun, Hong menyatakan manuver itu sesuatu yang wajar. n reuters ed: ferry kisihandi
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.