Selasa 24 Sep 2013 06:08 WIB
Polemik Partai Golkar

Elite Golkar Diminta Cari Solusi Perseteruan

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (tengah) didampingi jajaran pengurus DPP memimpin sidang pleno di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Sabtu (13/10).
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (tengah) didampingi jajaran pengurus DPP memimpin sidang pleno di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Sabtu (13/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tokoh senior Partai Golkar Iskandar Manji mengusulkan agar Dewan Pengurus Pusat (DPP) Golkar mengundang semua pihak terkait untuk mencari solusi terbaik mengatasi perseteruan terbuka antarelite Partai Golkar. Adanya perseteruan terbuka menunjukkan ada persoalan besar di tubuh Partai Golkar. “Perlu dicarikan penyelesaian yang elegan karena bisa berakibat fatal bagi Partai Golkar pada Pemilu 2014,” kata Iskandar Manji, Ahad (22/9).

Menurut Iskandar, Partai Golkar yang dipimpin Ketua Umum Aburizal Bakrie sebaiknya mengambil langkah tepat untuk kepentingan yang lebih besar, yaitu menyelamatkan jutaan kader dan simpatisan untuk memperoleh suara optimal pada Pemilu 2014. Mantan wakil sekretaris jenderal Partai Golkar pada kepemimpinan Jusuf Kalla ini menjelaskan, pada pertemuan yang dihadiri pemangku kepentingan Partai Golkar, semua masalah bisa dibahas dan diselesaikan, termasuk soal perseteruan antarelite Partai Golkar terkait dengan pencalonan Aburizal Bakrie sebagai calon presiden.

Iskandar menegaskan, DPP Partai Golkar saat ini mempunyai tanggung jawab sangat besar untuk menjadikan Partai Golkar menjadi pemenang Pemilu 2014. tapi, jika perseteruan antarelite tidak diselesaikan maka harapan menjadi pemenang pemilu akan sirna. Dia mengusulkan agar elite Partai Golkar menghilangkan ego pribadi masing-masing. “Di luar kepengurusan DPP Partai Golkar banyak pemimpin dan kader yang berharap elite Partai Golkar kompak,” katanya.

Ia menyayangkan reaksi keras dari Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham dan pengurus lainnya yang menyudutkan mantan ketua umum Partai Golkar Akbar Tandjung, yang dinilai tidak etis. Menurutnya, pernyataan Akbar Tanjung yang mengusulkan agar pencalonan Aburizal Bakrie sebagai calon presiden dievaluasi lagi jika popularitas dan elektabilitasnya tidak naik secara signifikan adalah hal wajar.

Pernyataan itu, kata Iskandar, merupakan bukti kepedulian Akbar yang ingin mengingatkan bahwa elektabilitas calon presiden dari Partai Golkar yang belum naik secara signifikan bisa berdampak pada kontestansi pemilu presiden mendatang.

Mantan anggota DPR RI ini menambahkan, Akbar Tandjung adalah tokoh Partai Golkar yang berani berdiri paling depan ketika Partai Golkar menghadapi masa sulit pada masa transisi dari oder baru ke reformasi. Pada periode tersebut Akbar Tandjung mampu menaikkan citra Partai Golkar dan bahkan berhasil meraih mempertahankannya di posisi kedua pada Pemilu 1999.

Sebelumnya, Sekjen Partai Golkar Idrus Marham menolak wacana konvensi calon presiden (capres) Golkar yang digulirkan Akbar Tanjung. “Capres sudah ditetapkan, ini kok ada konvensi,” kata Idrus. Menurut Idrus, wacana tersebut tidak produktif. “Semua sudah sepakat pencapresan Pak Ical,” katanya.

Idrus juga menolak gagasan Akbar yang ingin mengundang DPD II Golkar ke arena Rapimnas Oktober mendatang. Menurut Idrus, mestinya Akbar paham Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Golkar. “Tolong ajari kami mematuhi AD/ART yang benar. Jangan ajarkan kami melanggar AD/ART,” katanya.

Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung menggulirkan wacana konvensi penjaringan capres karena rekrutmen capres dari Partai Golkar idealnya melalui sistem konvensi. “Dalam khazanah politik, terutama pascareformasi, konvensi capres Golkar pada 2003 cukup berhasil,” kata Akbar.

Akbar menyayangkan konvensi tidak lagi digagas dalam rekrutmen capres Partai Golkar sehingga elemen partai pun banyak yang terabaikan. Seperti, tidak diperhitungkannya suara dari DPD (Dewan Pengurus Daerah) Partai Golkar di tingkat kabupaten/kota.

Oleh karena itu, Akbar kembali menggulirkan wacana konvensi capres dari Golkar sebagai salah satu alternatif untuk melibatkan DPD II Golkar dalam rekrutmen capres. “Saya yakin kalau diberi kesempatan pengurus DPD tingkat II, banyak yang akan menyampaikan aspirasinya,” kata Akbar. n antara ed: muhammad fakhruddin

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement