REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Fitriyan Zamzami
Mari melihat data terlebih dahulu. Dari para peserta pemilu legislatif, setidaknya ada sepuluh menteri kabinet yang akan ikut bertarung. Lima di antaranya datang dari Partai Demokrat. Sementara, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai kebangkitan Bangsa masing mengirimkan dua petarung. Partai Amanat Nasional mendaftarkan satu calon legislatif yang juga masih menjabat sebagai menteri.
Tengok juga peserta konvensi Partai Demokrat. Ada dua menteri kabinet yang besaing memperebutkan posisi sebagai calon presiden yang rencananya diusung Partai Demokrat pada 2014. Nah, kalau Anda pikir bahwa menteri-menteri yang mengikuti dua ajang tersebut kurang pekerjaan, lihat lagi pemberitaan terkini. Saya akan mencoba mendaftar pekerjaan yang mestinya digeber para menteri bersangkutan.
Menteri Hukum dan HAM masih punya utang menyelesaikan permasalahan lembaga pemasyarakatan yang eskalasi persoalannya masih terus meningkat, juga berbagai persoalan hukum lainnya. Menteri ESDM mestinya juga tak tidur nyenyak mengingat masalah di hulu penjualan gas dan minyak bumi nasional.
Menteri Perhubungan seharusnya sibuk dengan aneka kecelakaan yang masih menewaskan warga negara belakangan. Menteri Koperasi dan UKM masih perlu meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kewirausahaan dan itu bukan pekerjaan ringan.
Menteri Pemuda dan Olahraga barangkali masih bersuka sehubungan kemenangan Timnas U-19 kemarin. Tapi, siap-siap masam dan pening lagi bila senior mereka tak bermain bagus di dua ajang yang menjelang.
Di era digital yang rawan kejahatan maya macam sekarang, sukar membayangkan menteri Komunikasi dan Informatika yang tidur nyenyak. Halo, menteri Pertanian! Apa kabar harga kacang kedelai dan aneka hasil tani yang melonjak belakangan? Selamat pagi, menteri Perdagangan! Pertanyaannya serupa kepada menteri Pertanian, ditambah soal ekspor-impor negara belakangan.
Untuk menteri Kehutanan, hutan di Riau mulai terbakar lagi. Barangkali, perlu ditengok dan diselesaikan masalah yang baru kemarin kabarnya sudah pungkas.
Masih ada Tenaga Kerja Indonesia yang terancam hukuman mati untuk dicermati menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Daerah tertinggal di Indonesia juga bukan sedikit untuk dientaskan oleh menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. Buat menteri BUMN, saya dapat kabar dari sejumlah warga bahwa aliran listrik dari PLN kurang lancar belakangan.
Saya tak mengatakan pekerjaan-pekerjaan di atas sama sekali tak dikerjakan para meneteri. Tapi, dengan pekerjaan-pekerjaan raksasa yang menggelayuti pundak masing-masing pejabat negara itu, bagaimana mereka punya waktu untuk kegiatan lain? Terutama, bila menjanjikan tak akan menelantarkan satu untuk yang lain atau sebaliknya.
Saya ingat, sewaktu kecil dahulu, saya bisa dapat jewer dari ibunda kalau bermain-main kala pekerjaan rumah belum diselesaikan. Semisal tak mengerjakan pekerjaan rumah dulu, ruginya hanya buat saya sendiri. Barangkali, jadi tak naik kelas atau dapat ranking paling buncit di kelas.
Namun, bila para menteri ini tak bikin PR, bukan hanya mereka sendiri yang kena getahnya. Satu bangsa bisa ikut susah, itu saya jamin. Siapa yang akan menjewer para menteri jika bermain-main saat pekerjaan rumah mereka juga belum selesai?
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah menyatakan ketegasan atas kemungkinan terbengkalainya kerja para menteri. Ia meminta para menteri tetap fokus mengerjakan pekerjaan masing-masing kendati tahun politik menjelang. Sayangnya, ketegasan itu tak terdengar lagi belakangan. Dan, saya rasa masyarakat punya hak menagih. n
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.