REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang siap melawan Cina demi menjaga kepentingan negara jika kondisi memaksa. Tokyo yakin Beijing akan menggunakan segala cara, termasuk kekuatan militer, untuk mencapai tujuan diplomatiknya.
Kata-kata menantang itu dilontarkan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam wawancara dengan Wall Street Journal. Ditegaskan Abe, Jepang harus menjaga kepentingan negara dari segala upaya Cina untuk meraih kepentingan mereka. Ia yakin, Cina akan berusaha merebut wilayah yang disengketakan kedua negara dengan kekuatan militer.
Abe menyebut, dalam pertemuan para pemimpin negara-negara Asia Tenggara di Brunei Darussalam, belum lama ini, Jepang diminta memimpin upaya untuk menjaga kepentingan sejumlah negara Asia Tenggara dalam sengketa dengan Cina. Cina dan beberapa negara Asia Tenggara yakni Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei terlibat sengketa di Laut Cina Selatan. Mereka memperebutkan Kepulauan Spratly dan Paracel yang diyakini kaya minyak dan gas alam.
Sedangkan, hubungan Cina dan Jepang berulang kali tegang karena sengketa teritorial atas beberapa pulau di Laut Cina Timur yang disebut Senkaku di Jepang dan Diaoyu di Cina. Sengketa ini mencakup delapan pulau dan batu karang yang tak berpenghuni, tapi strategis karena berada di rute perkapalan penting dan diduga mengandung deposit minyak serta kaya akan ikan. Saat ini wilayah tersebut dikuasai Jepang.
''Ada kekhawatiran, Cina berupaya mengubah kondisi dengan kekuatan, bukan dengan aturan hukum,'' ujar Abe seperti dilaporkan Aljazirah, Sabtu (26/10). Jika Cina berusaha merebut dengan kekuatan militer, lanjut Abe, maka Jepang tak akan hadir dengan pendekatan yang damai.
Pernyataan keras Abe mengundang komentar dari seorang mantan diplomat Cina. Ia mengingatkan, Cina selalu menilai setiap langkah yang dilakukan Jepang. ''Apalagi langkah-langkah yang memiliki motif tertentu, maka Cina akan mengategorikannya sebagai hal berbahaya,'' kata dia.
Kementerian Pertahanan Cina juga merespons pernyataan Abe. ''Jangan pernah meremehkan tekad Cina. Cina akan mengambil tindakan apa pun untuk melindungi negara dan kedaulatan wilayahnya,'' ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan Cina Geng Yangsheng, seperti dilansir Aljazirah, Ahad (27/10).
Lebih dari setahun ini hubungan Beijing dan Tokyo terus memanas, terutama terkait sengketa di Laut Cina Timur. Belum lama ini, Cina murka menyusul laporan di media massa bahwa Abe memerintahkan untuk menembak jatuh pesawat asing tak berawak yang mengabaikan perintah meninggalkan wilayah udara Jepang.
Cina juga murka dengan kunjungan anggota parlemen Jepang ke Kuil Yasukuni untuk menghormati arwah para pahlawan perang. Abe juga menelurkan beberapa kebijakan yang membuat Cina khawatir. Misalnya saja, meningkatkan anggaran pertahanan untuk pertama kalinya dalam 11 tahun terakhir.
Tokyo pun berencana menggelar latihan militer, baik udara maupun laut, November ini. Latihan tersebut berguna untuk memperkuat pertahanan sekaligus unjuk kekuatan kepada sang rival, Cina. n ichsan emrald alamsyah ed: wachidah handasah
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.