REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Amerika Serikat (AS) mengakui dalam beberapa kasus operasi mata-mata melampaui batas. Menteri Luar Negeri John Kerry menyampaikan hal ini dalam sebuah konferensi di London, Inggris, melalui video, Jumat (1/11). Kerry merupakan pejabat paling senior AS yang menyampaikan komentar langsung soal aksi mata-mata negaranya. Ia berjanji, berkoordinasi dengan presiden mengatasi masalah itu. Jadi, nantinya Badan Keamanan Nasional (NSA) tak lagi bertindak tak patut.
Meski demikian, AS masih bersikap defensif. Menurut Kerry, operasi mata-mata tetap dibutuhkan. Dari aktivitas ini, AS bisa mengantisipasi serangan teroris. “Kami bisa mencegah pesawat jatuh, gedung diledakkan, dan orang dibunuh,” katanya.
Semua itu, ujar Kerry, dapat dilakukan karena AS berhasil menyadap rencana mereka. Semua informasi diperoleh lewat NSA. Ia meyakinkan, warga tak berdosa tak dilibatkan dalam proses ini. Tapi, ada upaya yang harus ditempuh untuk menghimpun informasi. Ia mengaku, dalam beberapa kasus prosesnya terlalu jauh. Melampaui batasan. “Presiden kami sedang mengkaji ulang agar tak seorang pun menjadi korban. Kami yakinkan, pada masa mendatang hal ini tak terjadi,” ujarnya, seperti dikutip BBC.
Pada Kamis (31/10), anggota parlemen Jerman, Hans-Christian Stroebele bertemu mantan pegawai kontrak NSA Edward Snowden di Moskow, Rusia. Snowden bersedia ke Jerman membantu menyelidiki kasus penyadapan telepon Kanselir Angela Merkel. “Sudah jelas, Snowden tahu banyak mengenai penyadapan ini,” kata Stroebele. Ia berbagi informasi dan menyampaikan surat Snowden ke Pemerintah Jerman dan kepala kejaksaan, Jumat. Ia mengunggah foto pertemuannya dengan Snowden di akun Twitter-nya.
Beredar pula gambar Stroebele dan Snowden berjabat tangan di sebuah ruangan. Ini berlangsung sebelum pertemuan selama tiga jam. ”Snowden siap datang ke Jerman dan memberikan keterangan. Tapi, ada syarat yang harus dibicarakan terlebih dahulu.”
Saat ini, Snowden memperoleh suaka dari Rusia. Ia mempunyai visa yang membuatnya bisa tinggal di Rusia hingga Juni tahun depan. Beberapa pihak di Jerman mengungkapkan, ada kemungkinan Berlin akan memberikan suaka ke Snowden.
Terkait penyadapan telepon Merkel, parlemen Jerman akan rapat khusus pada 18 November. Partai hijau dan kiri menginginkan adanya penyelidikan publik. Mereka mengharapkan sejumlah saksi dihadirkan, termasuk Snowden. n bambang noroyono/reuters ed: ferry kisihandi
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.