REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Jusuf Kalla (JK) menyebut suara Partai Golkar tidak akan terganggu jika dirinya dicalonkan sebagai salah satu presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Menurutnya, Partai Golkar tidak akan mempermasalahkan pencalonan dirinya.
“Suara Golkar ada saat pemilihan legislatif. Itu pasti tidak terganggu. Kalau pilpres tidak ada suara partai lagi, tapi suara orang,” kata JK selepas bertemu Rhoma Irama di Kantor Dewan Masjid Indonesia (MDI) Jakarta, Jumat (1/11).
Wakil Presiden Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I itu mengatakan, setiap warga negara mempunyai dua hak dalam politik, yaitu hak memilih dan hak dipilih. “Itu tergantung masyarakat yang memilihnya. Kita tidak tahu itu” ujarnya tentang apakah dukungan bagi Aburizal Bakrie (Ical) sebagai calon presiden dari Partai Golkar akan terganggu jika dirinya dicalonkan PKB.
JK menambahkan bahwa pencalonan dirinya sebagai salah satu calon presiden oleh PKB untuk saat ini merupakan wacana amanah. “Amanah saja belum. Amanah itu baru bisa setelah pemilihan legislatif. Mengatakan siap dan tidak itu setelah April 2014,” kata JK.
Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Akbar Tandjung mengatakan, kalau ada partai yang mau mengusung JK menjadi capres, itu tidak masalah. Setiap warga negara mempunyai hak memilih dan hak dipilih. “Namun tentu saja, sebagai mantan ketua umum Partai Golkar, ada baiknya bicara mempertanyakan pendapat dari para senior Partai Golkar agar lebih baik,” ujar Akbar.
Terkait kemungkinan JK akan menggangu elektabilitas Golkar jika diusung jadi capres dari partai lain, Akbar mengatakan, memang tidak bisa dihindari kalau memang JK bersedia menjadi capres. Namun, Golkar juga tidak bisa melarang sebab itu merupakan hak JK.
Makanya, Akbar menjelaskan, Golkar harus mempersiapkan berbagai kemungkinan yang terjadi ke depan. Golkar harus mampu meningkatkan elektabilitas, melakukan konsolisasi partai, dan melaksanakan program kaderisasi.
Kebanyakan, kata Akbar, pendukung JK itu di daerah Sulawesi karena di sana banyak orang Golkar. Namun, memang dianjurkan kader Golkar memilih Ical meskipun tidak bisa dipastikan pemilih akan memilih siapa.
Calon presiden dari PKB, Rhoma Irama, mengaku tidak mempersoalkan jika nanti akan maju bersama JK dalam Pilpres 2014. “Mengapa tidak jika memang takdirnya seperti itu,” kata Rhoma.
Rhoma sebagai Ketua Umum Forum Silaturahmi Ta'mir Masjid dan Mushalla Indonesia (Fahmi Tamami) bertemu JK sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) untuk membahas sinergi kepengurusan masjid-masjid di Indonesia. Baik Rhoma ataupun JK mengaku tidak membahas politik dalam pertemuan tertutupnya.
“Presidential threshold itu kan 20 persen. Bicara pilpres, ya harus realistis juga, dilalui dengan pencapaian presidential threshold itu,” ujar Rhoma tentang pengajuan dirinya sebagai salah satu calon presiden dari PKB. n dyah ratna meta novia/antara ed: muhammad fakhruddin
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.