REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Filipina sedang berdukacita yang mendalam. Sedikitnya, 10 ribu orang diperkirakan tewas setelah topan super Haiyan menyapu Provinsi Leyte, Filipina, pada akhir pekan ini. Topan terdahsyat di dunia itu menghancurkan ratusan ribu rumah, kantor swasta, pemerintah, sekolah-sekolah, hingga tempat-tempat ibadah. Empat bandar udara terpaksa ditutup, sementara segala aktivitas masyarakat berhenti total. Semua warga bersama tim SAR (search and rescue) terus melakukan pencarian para korban.
Gelombang laut yang tinggi menghantam kota-kota di pesisir Provinsi Leyte sejak Jumat (8/11). Pada Sabtu, air laut menghancurkan rumah-rumah dan menenggelamkan orang-orang. Topan menyebabkan tanah longsor dan menelan desa yang berada di pinggir pantai.
Pemerintah Filipina mencatat sekitar 70-80 persen bangunan di area yang dilalui topan di Leyte hancur. Kebanyakan korban meninggal karena terjangan air laut yang membawa puing-puing dan potongan benda-benda. “Gubernur memperkirakan jumlah korban tewas 10 ribu orang,” kata pejabat setempat seperti dilansir Guardian, Ahad (10/11). Pemerintah Filipina memperkirakan empat juta orang terkena dampak.
Haiyan yang juga dikenal dengan badai Yolanda itu termasuk dalam topan dengan kategori lima. Topan ini menerjang Kepulauan Filipina dalam garis lurus dari timur ke barat dengan kecepatan angin sekitar 315 kilometer per jam. Topan melemah sebelum menerjang wilayah utara Vietnam pada Ahad.
Ibu kota Provinsi Leyte, Tacloban, yang berpenduduk sekitar 220 ribu jiwa menjadi wilayah terburuk terkena dampak serangan. Kota tersebut serta desa-desa di sekitarnya tergenang banjir dan banyak jasad korban mengapung. Palang Merah setempat mengatakan, jenazah bertumpuk di jalanan dan gereja. Sekitar 300 hingga 400 jenazah sudah dievakuasi.
Jalanan yang tidak tergenang dipenuhi puing-puing dan aliran listrik terputus. Ini diperkirakan akan menyulitkan pengiriman bantuan, apalagi bandara, juga terkena dampak yang parah. Warga tampak tak kuasa menahan tangis dan kesedihan melihat kerabat dan saudara mereka menjadi korban terjangan topan Haiyan ini.
Internasional tidak tinggal diam melihat bencana yang melanda Filipina ini. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan untuk memberi bantuan. Presiden menyatakan, Indonesia akan mengirimkan bantuan berupa obat-obatan, air bersih, dan makanan. “Sebagaimana negara lain membantu Indonesia ketika mengalami bencana,” kata Presiden melalui akun Twitter @SBYudhoyono. n fenny mellisa/ani nursalikah ed: ratna puspita
Informasi lengkap berita di atas serta berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.