Selasa 26 Nov 2013 08:57 WIB
Kesepakatan Nuklir Iran

Benyamin Netanyahu Terkucil

Israel's Prime Minister Benjamin Netanyahu attends the weekly cabinet meeting in Jerusalem February 10, 2013.
Foto: Reuters/Uriel Sinai/Pool
Israel's Prime Minister Benjamin Netanyahu attends the weekly cabinet meeting in Jerusalem February 10, 2013.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Kesepakatan program nuklir Iran mendapat tanggapan beragam dari pejabat tinggi Israel. Presiden Israel Shimon Peres optimistis kesepakatan itu bisa membawa perubahan positif di Timur Tengah. "Saya mengatakan ini kepada rakyat Iran, kalian bukanlah musuh kami begitu juga kami bukan musuh kalian," ujar Peres, Senin (25/11).

Sebaliknya, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menganggap kesepakatan program nuklir Iran adalah sebuah kesalahan. Ia menilai, kesepakatan itu membuat dunia dalam bahaya karena rezim paling berbahaya memiliki akses signifikan terhadap senjata paling membahayakan.

Sikap Peres yang mendukung kesepakatan membuat Netanyahu semakin terkucil. Terlebih sejumlah pemimpin dunia juga turut menyambut positif tercapainya kesepakatan nuklir Iran. Negara-negara yang selama ini bertentangan dengan Iran justru berbalik mendukung kesepakatan itu.

Kesepakatan antara Iran dan AS, Prancis, Jerman, Inggris, Cina, serta Rusia tercapai pada pertemuan hari keempat dialog nuklir Iran di Jenewa, Swiss, Ahad (24/11). Negara-negara Barat itu sepakat mencabut sebagian sanksi ekonomi sejak 2002 setelah Iran bersedia mengurangi pengayaan uranium. Kesepakatan ini berlaku hingga enam bulan ke depan. n ichsan emrald alamsyah/reuters ed: m ikhsan shiddieqy

Informasi lengkap berita di atas serta berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement