Rabu 27 Nov 2013 05:45 WIB
Penyadapan Telepon

Malaysia Panggil Utusan Singapura

Penyadapan (ilustrasi)
Penyadapan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Hubungan dua negara jiran, Malaysia dan Singapura, memanas. Pemerintah Malaysia, Selasa (26/11), memanggil Komisaris Tinggi Singapura terkait dugaan aksi penyadapan. Menurut laporan surat kabar Sydney Morning Herald (SMH), Singapura membantu intelijen Barat untuk memata-matai tetangganya sendiri, yakni Malaysia.

Dalam laporan yang ditulis berdasarkan kesaksian mantan analis Badan Keamanan Nasional AS (NSA) Edward Snowden SMH menyatakan, Singapura dan Korea Selatan (Korsel) membantu AS dan Australia menyadap hubungan telekomunikasi bawah laut yang melintasi Asia.

Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman, seperti dilansir AFP, Selasa (26/11), menyampaikan keprihatinan mendalam atas laporan keterlibatan Singapura dalam jaringan spionase tersebut. ''Jika terbukti, tentu hal ini menjadi persoalan serius yang sangat dikecam dan dibenci oleh Pemerintah Malaysia. Apalagi tindakan ini dilakukan oleh tetangga sendiri,'' ujar dia.

Ia menambahkan, tindakan mata-mata terhadap teman dan tetangga benar-benar tak bisa diterima. Kegiatan ilegal ini juga bertentangan dengan semangat sejati dan komitmen hubungan bertetangga.

Berdasarkan laporan SMH, Singapura dan Korsel memainkan peran kunci dalam membantu program mata-mata kelompok Five Eyes yang terdiri atas Inggris, Australia, Kanada, dan Selandia Baru. Disebutkan, kelompok lima negara ini menyadap serat kabel optik di 20 titik di seluruh dunia.

Dalam hal ini, Singapura membantu Five Eyes menyadap data kabel bawah laut yang disebut SEA-ME-WE 3. Sebagian besar kabel ini dimiliki perusahaan Singapura, Singapore Telecommunications (SingTel). SEA-ME-WE 3 adalah singkatan dari Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Eropa Barat.

Jaringan kabel tersebut menghubungkan lebih dari 30 negara, termasuk Cina, Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, Vietnam, Inggris, dan Prancis . Sampai saat ini, Singtel dan Kementerian Pertahanan Singapura tak berkomentar terkait tuduhan tersebut. Namun, Komisaris Tinggi Singapura Ong Keng Yong telah memenuhi panggilan Pemerintah Malaysia.

Awal November ini, Kementerian Luar Negeri Malaysia juga memprotes AS dan pejabat Kedutaan Besar Australia atas tuduhan bahwa kedutaan mereka digunakan untuk mengumpulkan informasi. n ichsan emrald alamsyah ed: wachidah handasah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement