Senin 02 Dec 2013 07:07 WIB
Persiapan Pemilu 2014

Ketua MK Sangsikan Kualitas Pemilu

Hamdan Zoelva
Foto: Republika/Prayogi
Hamdan Zoelva

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva memperkirakan, Pemilu 2014 tidak lebih baik dari Pemilu 2009. Hal itu ia simpulkan berdasarkan penyelenggaaran pesta demokrasi periode-periode sebelumnya dan pelaksanaan pemilukada.

"Pemilu 2004 itu tak lebih baik dari 1999. Makanya, Pemilu 2014 juga tak lebih baik dari Pemilu 2009," kata Hamdan, Ahad (1/12). Meski demikian, ia tetap berharap Pemilu 2014 bisa lebih baik dari periode sebelumnya. Saat ini, ujar Hamdan, penyelenggara pemilihan kepala daerah dari tahun ke tahun tidak semakin bagus dan tidak ada tanda-tanda semakin baik. Menurutnya, para pemegang kepentingan perlu mengevaluasi kembali penyelenggara pemilu.

Hamdan menjelaskan, penyelenggara pemilu seperti pimpinan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) memiliki masa tugas selama lima tahun. Setelah itu, akan dijaring kembali pimpinan yang baru. Hal itu, menurutnya, bisa menjadi masalah sebab semua anggota penyelenggara pemilu berhenti dan masuk anggota yang baru, sehingga pengalaman yang pernah didapat pimpinan sebelumnya tidak terlaksana. “Belum tentu pimpinan yang baru melaksanakan pengalaman yang didapat pimpinan periode sebelumnya," ujar Hamdan.

KPU dan Bawaslu, terang Hamdan, harus mengupayakan agar Pemilu 2014 tidak lebih buruk lagi dari 2009. Semisal nantinya terbukti pemilu 2014 tak bisa lebih baik, Hamdan mengkhawatirkan masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap demokrasi.

Agar pemilu lebih baik, terang Hamdan, harus diberikan bekal yang baik kepada para kader parpol mengenai teknis pelaksanaan pemilu dan gambaran tentang penyelesaian hasil pemilu. Dengan pengetahuan yang cukup maka parpol memiliki persiapan yang cukup. Dan, kalau terpaksa perselisihan diselesaikan di MK diharapkan tidak akan terlalu banyak jumlahnya. n dyah ratna meta novia/antara ed: fitriyan zamzami

Informasi lengkap berita di atas serta berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement