Rabu 11 Dec 2013 05:37 WIB
Metromini Baru

Citibus Pamerkan 'New Metromini'

New Metromini AC mirip dengan bus TransJakarta.
Foto: Republika/Halimatus Sadiyah
New Metromini AC mirip dengan bus TransJakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Citibus Intermoda mempresentasikan konsep tata kelola baru Metromini kepada Pemprov DKI, Selasa (10/12). Selain menawarkan konsep pengelolaan baru, perusahaan ini juga turut memperkenalkan bus Metromini berbahan bakar gas yang diberi nama New Metromini.

Metromini versi baru yang berbahan bakar gas ini berwarna merah-oranye, sehingga sekilas mirip warna salah satu bus Transjakarta. Dengan kapasitas 40 orang penumpang dengan 22 kursi, bus ini dilengkapi dengan pendingin udara, wifi, dan global positioning system (GPS).

Dengan konsep barunya, Citibus akan membiayai 100 persen peremajaan Metromini tanpa mengambil alih kepemilikan. Pemilik Metromini dapat memiliki unit yang sudah diremajakan, tapi menyerahkan tata kelola sepenuhnya pada Citibus yang akan bertindak sebagai operator. Pemilik bus dan operator nantinya akan berbagi keuntungan dengan skema bagi hasil.

Targetnya, program peremajaan bus akan berjalan bertahap dalam kurun waktu lima tahun dengan total target 3.000 unit bus. Bus-bus tersebut akan diimpor utuh dari Cina.

Pihak Citibus pun mengklaim sudah berkoordinasi dengan pemilik-pemilik lama bus Metromini. "Sampai saat ini, sudah ada 20 pihak pemilik Metromini yang sudah tergabung dengan kami," kata Presiden Direktur Citibus Marulam Hutabarat saat memamerkan bus tersebut di Balai Kota, Selasa (10/12). 

Sebagai operator, Citibus juga menjanjikan akan menggaji pengemudi dan kernet di atas upah minimum provinsi (UMP), asuransi kesehatan, Jamsostek, dan bonus prestasi. Dengan sistem tata kelola baru, Citibus menyatakan ingin penumpang merasa aman dan nyaman. Selain itu, ia juga ingin menghapus citra buruk Metromini dengan supir tembak, ugal-ugalan, mengetem sembarangan, dan kejar setoran.  

Menurut Marulam, jika disetujui, pengelolaan New Metromini akan disetarakan dengan pengelolaan Transjakarta. Pengemudinya mengenakan seragam dan berpendidikan minimal sekolah menengah atas.

Selain itu, pengoperasian New Metromini tidak menggunakan sistem setoran. “Kami juga akan memberikan kesempatan bagi perempuan untuk menjadi pengemudi,” kata Marulam. Citibus, lanjut dia, juga sudah memiliki pool seluas 5,5 hektare di Tangerang Selatan sebagai rumah bagi New Metromini.

Saat ini, Citibus baru memiliki satu unit New Metromini sebagai prototipe. Marulam berharap, Pemprov DKI bisa segera menyetujui contoh bus sedang yang dibawanya, sehingga bisa beroperasi mulai 2014.

Terkait keinginan PT Citibus Intermoda mengoperasikan New Metromini, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono menyatakan belum bisa memberikan jawaban. Menurut Pristono, untuk melakukan peremajaan angkutan, operator tidak perlu membentuk manajemen baru.

Ketimbang membuat manajemen baru lagi, dia menyarankan agar Citibus masuk ke dalam manajemen yang sudah ada. Meskipun, ia mengakui, manajemen Metromini yang ada pun tumpang tindih. "Sebenarnya simpel. Mereka tinggal ajukan saja manajemen mana (dari yang sudah ada) yang akan diusung. Kalau syarat-syaratnya dipenuhi, pasti akan kita kasih izin," ujar Pristono.

Dia menjelaskan, agar angkutan umum bisa terintegrasi dengan bus TransJakarta, ada tiga persyaratan utama yang harus dipenuhi. Syarat itu, yakni manajemen yang sehat, memiliki pool bus, dan armada yang baik. Ia mengungkapkan, hingga saat ini belum ada permohonan izin dari manajemen Metromini untuk terintegrasi dengan Transjakarta.

Sementara itu, salah satu sopir Metromini 46, Hobi Hutabarat, mengaku setuju dengan konsep New Metromini. Asal trayek yang dilewati ramai, kata dia, tak ada masalah. Hobi juga menyatakan siap menjadi pengemudi yang tertib apabila manajemen Metromini menggunakan sistem gaji. "Kalau gajinya besar ngapain kita ugal-ugalan lagi. Kan tidak perlu kejar setoran," ucap pria asal Medan ini. n c01 ed: wulan tunjung palupi 

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement