REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Edward Snowden, mantan kontraktor teknik Badan Keamanan Nasional AS (NSA) Edward Snowden ingin mendapatkan suaka politik di Brasil. Untuk itu, ia menjanjikan kepada Pemerintah Brasil untuk membantu menyelidiki kegiatan mata-mata AS di Negeri Samba.
Surat kabar Brasil Folha de Sao Paulo mengabarkan hal tersebut, Selasa (17/12). Tawaran Snowden itu disampaikan melalui “surat terbuka kepada rakyat Brasil” yang diterbitkan surat kabar tersebut.
Surat itu juga ditampilkan di website Pastebin dan akun Facebook milik David Miranda, mitra dari jurnalis Glenn Greenwald. Greenwald sendiri adalah mantan wartawan the Guardian yang pertama kali memberitakan program mata-mata NSA, berdasarkan kesaksikan Snowden.
Dalam surat tersebut, Snowden menyatakan kesediaannya untuk membantu menyelidiki aksi mata-mata AS terhadap warga Brasil. ''Saya ingin membantu, namun sayangnya Pemerintah AS berusaha keras menghalangi saya. Contohnya, ketika AS memaksa sejumlah negara Eropa untuk menghentikan penerbangan pesawat Presiden Bolivia Evo Morales agar saya tidak dapat pergi ke Amerika Latin," katanya.
Dikatakan Snowden, NSA akan melacak lokasi setiap orang yang membawa telepon seluler di Sao Paolo, bahkan di seluruh dunia. Ketika orang sedang mengunjungi sebuah website, lanjut Snowden, NSA juga akan mencatat kapan dan di mana orang itu melakukannya. “Bahkan, NSA juga akan menyimpan data orang-orang yang mengunjungi website pornografi untuk merusak reputasi orang tersebut jika suatu kali NSA membutuhkannya,” katanya.
Snowden yang sekarang tinggal di Rusia setelah mendapat suaka sementara dari Kremlin juga mengatakan, suaka permanen sangat penting baginya. Sebab, sebelum ia memperoleh suaka permanen, Pemerintah AS akan terus mengganggu kebebasannya untuk berbicara.
Dalam suratnya, ia memang tidak secara langsung meminta suaka. Tapi, Folha de Sao Paulo menyatakan, tujuan Snowden membuat surat terbuka dan menawarkan bantuan adalah untuk datang ke Brasil dan mendapat suaka permanen.
Snowden yang kini berusia 30 tahun kabur dari AS setelah membocorkan sejumlah besar dokumen rahasia mengenai program mata-mata NSA. Kini, setelah tinggal di Rusia pun ia masih saja membocorkan data-data rahasia itu.
Hal ini membuat berang AS. Washington pernah meminta Rusia agar Snowden diekstradisi untuk menghadapi pengadilan atas tuduhan spionase, tapi Moskow menolaknya.
Sedangkan, Brasil, menurut dokumen yang dibocorkan Snowden, merupakan salah satu negara yang menjadi sasaran mata-mata NSA di Amerika Selatan. Tak hanya menyadap komunikasi warga Brasil, NSA juga menguping komunikasi ponsel Presiden Brasil Dilma Rousseff serta meretas jaringan internal perusahaan minyak milik pemerintah Brasil, Petrobras.
Terkait tawaran Snowden, Brasil belum memberikan tanggapan. Alasannya, hingga saat ini belum ada permintaan suaka baru kepada Brasil. ''Pemerintah tidak akan memberikan respons terhadap sesuatu yang masih merupakan rumor,'' kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Brasil. n dessy suciati saputri ed: wachidah handasah
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.