Sabtu 04 Jan 2014 08:13 WIB
Liga NBA

Evolusi Miami Heat

Pemain Miami Heat merayakan keberhasilan mereka mempertahankan gelar juara NBA usai mengalahkan San Antonio Spurs di partai final di Miami, Florida, Kamis (20/6).
Foto: Reuters/Mike Segar
Pemain Miami Heat merayakan keberhasilan mereka mempertahankan gelar juara NBA usai mengalahkan San Antonio Spurs di partai final di Miami, Florida, Kamis (20/6).

REPUBLIKA.CO.ID, Chris Bosh sempat melakukan protes keras pada keputusan pelatihnya, Erik Spoelstra, sebelum melakoni laga kontra Portland Trail Blazers, akhir pekan lalu. Forward Miami Heat itu tak habis pikir dengan strategi Spoelstra yang terus mengurangi peran pemain-pemain pilar.

Spoelstra menanggapi dingin protes Bosh. Pelatih usia 43 tahun itu bergeming dan sukses membuktikan strateginya membuahkan hasil dengan kemenangan tipis, 108-107. Spoelstra kembali menerapkan strategi sama ketika menumbangkan Denver Nuggets, 97-94, tengah pekan ini.

“Kami tidak hanya ingin menjadi lebih baik, tapi juga ingin sedikit ada perbedaan karena semua hal telah berubah. Kompetisi dan liga ini senantiasa berubah,” kata Spoelstra selepas laga kontra Nuggets seperti dilansir AP.

Menurut Spoelstra, saat ini Heat sedang mencari filosofi permainan baru demi menjaga status sebagai tim terkuat di NBA. Sepanjang musim ini, Spoelstra memang kerap membuat keputusan tak biasa. Bahkan, pemain sekaliber LeBron James tak luput dari kebijakan rotasinya.

Sejauh ini, James hanya mencatatkan rata-rata 36,0 menit penampilan per laga, terendah sepanjang kariernya. Spoelstra juga kerap menyimpan tenaga Dwyane Wade dengan tidak memainkannya dalam delapan laga sejauh ini.

Spoelstra mengungkapkan, kebijakan itu diambilnya demi ambisi mengantarkan Heat menuju NBA Final untuk keempat kali berturut-turut pada akhir musim nanti. Tim terakhir yang mampu melakukan itu adalah Boston Celtics pada dekade 1980-an.

Spoelstra menyatakan, timnya membutuhkan regenerasi jika ingin melampaui prestasi Celtics tersebut. Karena itu, setiap musim ia rajin mengorbitkan pemain-pemain muda. Dua musim lalu, ia memperkenalkan Shane Battier dan Norris Cole. Setahun kemudian, Ray Allen dan Rashard Lewis. Musim ini, Mike Beasley diberi kesempatan lebih oleh Spoelstra untuk unjuk gigi.

Mendapati jam terbangnya berkurang, Wade mengaku tak masalah. Menurut dia, pemain muda merupakan elemen penting dalam kesuksesan sebuah tim. “Anda harus menemukan kekuatan baru jika ingin terus berada di puncak. Anda harus terus merasa lapar,” ujar Wade.

Hingga pengujung 2013, Heat mencatatkan 24 kemenangan dan tujuh kali kalah. Dengan persentase penampilan 0,774, Heat bertengger di posisi puncak Divisi Tenggara atau runner-up di Wilayah Timur.  n adi wicaksono ed: endro yuwanto

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement