REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) memperkuat kekuatan militernya di Korea Selatan (Korsel). Washington, Selasa (1/8), menyatakan, akan mengirimkan 800 personel militer tambahan dan 40 tank tempur Abram serta kendaraan lapis baja lainnya ke Korea Selatan, bulan depan.
Pengiriman pasukan ini merupakan bagian dari perubahan kebijakan militer AS. Presiden AS Barack Obama menginginkan penyeimbangan kekuatan militer Paman Sam ke kawasan Asia Pasifik, termasuk di dalamnya Asia Timur. Sebelumnya, militer AS lebih banyak ditempatkan di kawasan Timur Tengah.
"Tambahan pasukan ini merupakan bagian dari kebijakan penyeimbangan militer AS ke Pasifik. Ini sudah direncanakan jauh-jauh dan merupakan komitmen kami untuk menjaga keamanan di Semenanjung Korea," ujar Juru Bicara Pentagon Kolonel Steve Warren.
Batalion pasukan dan tank tempur Abram M1A2 serta 40 kendaraan lapis baja jenis Bradley milik AS dari Divisi Kavaleri 1 AS yang berbasis di Fort Hood, Texas, akan ditempatkan selama sembilan bulan di Korea Selatan mulai 1 Februari. "Ini akan membuat komando militer Korea Selatan memiliki kapasitas tambahan," kata Waren.
Korea Selatan merupakan sekutu AS di kawasan Semenanjung Korea. Amerika Serikat saat ini telah menempatkan 28 ribu personel militernya di Korea Selatan. Secara teknis, pasukan AS telah berada di Korsel sejak meletusnya perang dengan Korut pada 1950-1953.
Penempatan pasukan tambahan dilakukan di tengah menghangatnya suhu di Semenanjung Korea pascaeksekusi Chang Song-thaek yang tak lain adalah paman petinggi Korut Kim Jong-un. Kim merestusi eksekusi Chang karena dianggap hendak melakukan kudeta.
Kantor berita Korsel Yonhap mengutip pejabat militer mengungkapkan, pasukan baru AS ini akan ditempatkan di Provinsi Gyeonggi Utara, sebelah selatan kawasan zona demiliterisasi yang memisahkan dengan Korut.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korsel Kim Min-seok mengatakan, Kementerian Pertahanan AS secara konsisten melakukan rotasi pasukan militernya di seluruh dunia. "Penempatan batalion infantri mekanis ke Korea Selatan saat ini sepertinya merupakan bagian dari kebijakan mereka," ujarnya.
Ketika ditanya apakah penempatan militer ini menyikapi politik pembersihan Kim Jong-un, Kim Min-seok menjawab kebijakan ini telah terlebih dahulu ada sebelum eksekusi.
Pada Selasa kedua pihak (AS dan Korsel) juga sepakat untuk melanjutkan rencana relokasi markas militer AS di wilayah selatan Korsel pada 2016. AS dan Korsel telah sepakat untuk merelokasi markas AS di Korea Selatan menjadi dua titik pusat sesuai dengan perjanjian yang ditandatangani pada 2002 dan 2004.
Pusat markas militer AS pertama akan berada di sebelah barat daya Korsel, tepatnya di Pyeongtaek dan Osan. Di kawasan ini nantinya akan menjadi pusat komando bersama dan divisi infrantri kedua serta markas militer kedelapan. Sementara, yang kedua di sebelah tenggara, yakni di Busan, Daegu, dan Jinha. Nantinya, ini akan menjadi pusat distribusi logistik.
Belum ada tanggapan resmi dari Korut mengenai penambahan pasukan ini. Tapi, Pyongyang berulang kali geram dengan beragam latihan militer bersama yang dilakukan AS dan Korsel.
Menurut Korut, latihan militer itu merupakan bentuk provokasi yang dapat mengganggu kondisi di Semenanjung Korea. Korut pun tak jarang mengancam akan menyerang Korsel dan AS menggunakan rudal jarak jauh mereka.
Sementara, Korut akan menggelar pemilihan parlemen pada Maret. Pemilhan ini merupakan pertama kali di bawah Kim Jong-un. Media-media Barat meyakini pemilihan ini hanya untuk melegitimasi kepemimpinan Kim Jong-un. n gita amanda ed: teguh firmansyah
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.