REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Perdagangan menargetkan kenaikan ekspor sebesar lima persen atau senilai 190 miliar dolar AS pada 2014. Salah satunya dengan cara meningkatkan ekspor nonmigas.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nonmigas (PEN) Nus Nuzulia Ishak menyatakan, pihaknya optimistis kinerja ekspor Indonesia akan lebih baik dari tahun sebelumnya. Total ekspor Indonesia hingga November 2013 mencapai 165,6 miliar dolar AS. Angka ini diharapkan meningkat pada akhir tahun dan mencapai 179 miliar dolar AS.
Nus mengatakan, ekspor Indonesia pada 2013 memang turun sekitar tiga hingga empat persen. Pengaruh ekonomi global menjadi penyebab turunnya angka ekspor. Meski demikian, bukan berarti target 2014 tidak bisa tercapai. Sebab, perkembangan ekspor tahun lalu sudah cukup baik pencapaiannya.
Perkembangan ekspor Indonesia dengan negara mitra dagang juga terjalin baik. Amerika menjadi salah satu negara mitra dagang yang sudah cukup baik situasi ekonominya. Amerika juga menjadi negara mitra dagang utama dan negara terbesar dalam ekspor nonmigas bagi Indonesia.
Peningkatan ekspor nonmigas juga didorong dengan sejumlah kebijakan. Saat ini telah ditetapkan 179 program kegiatan promosi bersinergi dengan perwakilan Indonesia di dalam dan luar negeri. Format kegiatan berupa pameran internasional, pelaksanaan misi dagang, dan in-store promotion.
Sebanyak 55 persen kegiatan akan dilaksanakan di wilayah pasar nontradisional. Sedangkan, 41 persen lainnya di wilayah pasar tradisional, sementara sisanya dilaksanakan di dalam negeri. Kementerian Perdagangan juga mengundang para calon pembeli potensial dari berbagai negara datang ke Indonesia.
“Kami akan membawa pembeli yang sudah diseleksi ke daerah-daerah yang sudah siap. Ini merupakan langkah baru dari Kementerian Perdagangan pada 2014,” katanya. Nus mengatakan, Kementerian Perdagangan akan meminta Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) untuk menginventarisasikan calon-calon pembeli potensial yang nantinya akan diundang ke Indonesia.
Kementerian akan mempertemukan mereka dengan para eksportir yang diprioritaskan untuk usaha kecil menengah. Menurut Nus, misi ini akan difokuskan ke 10 negara yang terbagi dari negara tujuan ekpor tradisional dan nontradisional. Lima negara tradisional tersebut adalah Amerika Serikat, Jepang, Cina, Korea Selatan, dan India. Sementara, untuk negara nontradisional adalah dari Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin, dan Eropa Timur.
“Total transaksi yang diharapkan nantinya bisa mencapai 120 juta dolar AS dengan memprioritaskan negara-negara tersebut dan diharapkan target per tahunnya bisa memberikan 20 pembeli baru,” katanya. Nus mengatakan, dana untuk mendatangkan pembeli potensial dari 10 negara tersebut sepenuhnya akan ditanggung Kementerian Perdagangan dengan alokasi pendanaan berkisar Rp 7 miliar hingga Rp 8 miliar.
Para calon pembeli tersebut, lanjut Nus Nuzulia, akan diprioritaskan untuk mengunjungi penghasil produk-produk yang berpotensi untuk ekspor, seperti furnitur, kerajinan tangan, makanan olahan, perlengkapan medis, dan lainnya.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan, neraca perdagangan 2013 kembali mengalami surplus. Pada November 2013, surplus mencapai 0,78 miliar dolar AS. Angka ini merupakan terbesar sepanjang 2013. “Tingginya surplus berkat kinerja ekspor yang meningkat,” katanya. Neraca migas mencapai defisit 11,8 miliar dolar AS sedangkan nonmigas ada di angka 1,19 miliar dolar AS.
Ekspor produk nonmigas terutama menyasar negara-negara berkembang. Kenaikan yang signifikan ini terjadi di Myanmar, Turki, Nigeria, Ukraina, hingga Ghana. Ekspor ke negara mitra dagang utama juga mengalami kenaikan signifikan. Ekspor ke Amerika mencapai 380,3 juta dolar AS dan India sebesar 611,8 juta dolar AS.
Gita mengatakan, produk ekspor nonmigas yang paling banyak diekspor, yakni lemak dan minyak hewan atau nabati. Angka ekspor meningkat 41,6 persen. Bahan bakar mineral juga meningkat nilai ekspornya sebesar 14,7 persen. Menyusul dengan produk manufaktur, seperti alas kaki yang naik 9,6 persen dan pakaian jadi bukan rajutan 3,8 persen. n nora azizah ed: fitria andayani
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.