REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Banjir bandang dan longsor yang menyapu sejumlah kabupaten dan kota di Sulawesi Utara (Sulut) menyebabkan 16 warga meninggal. Sebagian besar korban meninggal itu terseret banjir dan tertimbun longsor. Korban lain diduga masih banyak yang tertimbun longsor dan terbawa arus.
Salah satu titik evakuasi berlangsung di ruas jalan Tomohon-Manado yang menjadi lokasi longsor pada Rabu (15/1). Ratusan tim evakuasi terus mencari jasad Kepala Puskesmas Kakaskasen, Kota Tomohon, dr Olwyn Oroh. Tim evakuasi menduga masih ada belasan orang tertimbun di ruas jalan ini.
"Tim evakuasi ini terdiri dari satuan Polisi Pamong Praja, Basarnas (Badan SAR Nasional), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, dan Polri dibantu masyarakat," kata Rendra, personel Polisi Pamong Praja Kota Tomohon, Kamis. Di titik ini, tim evakuasi sudah mengangkat tiga jasad. Longsor telah memutus ruas jalan Tomohon-Manado.
Di Sungai Sario, Kota Manado, tim SAR gabungan menemukan seorang korban meninggal, Soni Lowing (50 tahun), yang terseret banjir bandang. Anggota Tim SAR, Demsi Salomon, mengatakan korban ditemukan di sekitar sungai dalam keadaan tertelungkup. Soni hilang sejak banjir bandang melumat Manado sehari sebelumnya.
Korban meninggal lainnya, Sidi Mustikasyah (41), kehilangan nyawa setelah berusaha berenang melawan arus air yang deras. Dia terjebak banjir di dalam mobil bersama sopir, lalu berusaha turun dan berenang untuk menyelamatkan diri. Arus banjir bandang yang deras membuat Sidi kelelahan dan akhirnya mengembuskan napas terakhir setelah sempat ditangani dokter terdekat. n andi mohammad ikhbal/andi nur aminah/antara ed: m ikhsan shiddieqy
Informasi lengkap berita di atas serta berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.